Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

5 Negara dengan Pertumbuhan E-Commerce Tertinggi

5 Negara dengan Pertumbuhan E-Commerce Tertinggi Person using laptop on lap. | Kredit Foto: Unsplash/Andrew Neel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perdagangan online di Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Sejumlah survei melaporkan pertumbuhan e-commerce di Indonesia tertinggi di dunia.

Laporan terbaru PPRO, perusahaan layanan pembayaran terkemuka di dunia tentang pembayaran dan perdagangan online tahun 2018, menyatakan Indonesia memiliki pertumbuhan tertinggi mencapai 78% per tahun. Negara lainnya untuk top five pertumbuhan pasar tertinggi adalah Meksiko 59%, Filipina 51%, Kolombia 45%, dan Uni Emirat Arab (UEA) 33%.

Selain pertumbuhan belanja online, laporan tersebut juga memaparkan bagaimana pertumbuhan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan pasar belanja online. Infrastruktur yang dimaksud, seperti jumlah pengguna kartu kredit, jumlah masyarakat dengan rekening bank, termasuk pertumbuhan jumlah pengguna internet dan smartphone, hingga dan jual beli online yang dilakukan melalui perangkat mobile.

Selain itu, dijelaskan bagaimana kondisi makro ekonomi suatu negara. Ini meliputi jumlah penduduk dengan usia di atas 15 tahun, PDB, pendapatan per kapita, hingga rata-rata pengeluaran untuk belanja online. Yang tidak kalah penting untuk diketahui adalah nilai transaksi belanja online dan porsinya terhadap total retail suatu negara, hingga pertumbuhan pada berbagai kelompok produk yang diminati.

Berikut uraian perkembangan pasar e-commerce di lima negara tersebut, yakni

1. Indonesia

Pertumbuhan: 78% per tahun

Indonesia saat ini memiliki jumlah penduduk lebih dari 257 juta jiwa, dengan jumlah usia di atas 15 tahun mencapai 186 juta. Pendapatan per kapita diperkirakan mencapai US$3.346, dengan rata-rata pengeluaran belanja online sebesar US$228. Hingga tahun 2017, nilai penjualan online mencapai US$7,62 miliar. Nilai tersebut merupakan 2,4% dari total ritel di Indonesia.

Ada ratusan situs belanja online dengan berbagai kelompok produk mulai dari elektronik, pakaian, kesehatan, hingga perjalanan. Beberapa yang populer, seperti Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Shopee, Traveloka, Pegipegi, dan masih banyak lagi. Dari beberapa toko online tersebut, pertumbuhan terbesar terjadi pada tiket pesawat dan hotel dengan pertumbuhan 17,7%; disusul pakaian dan sepatu yang tumbuh 11,9%; kemudian kesehatan dan kecantikan tumbuh 11,2%.

Adapun soal kepemilikan rekening, jumlah masyarakat di Indonesia yang memilikinya sebanyak 36%. Sementara, pengguna kartu kredit hanya 1,6%. Untuk melakukan pembayaran aktivitas jual beli online, masyarakat kebanyakan menggunakan transfer bank dan kartu masing-masing mencapai 27%.

Beberapa metode pembayaran lokal pun banyak dilakukan di minimarket, seperti Indomaret dan Alfamart. Ada juga yang lewat dompet elektronik, seperti Doku Wallet dan Indosat Dompetku.

2. Meksiko

Pertumbuhan: 59% Per Tahun

Pertumbuhan e-commerce terbesar kedua di dunia terjadi di Meksiko dengan pertumbuhan 59% per tahun. Nilai transaksi e-commerce tahun 2017 negara ini mencapai US$16,22 miliar. Faktanya, nilai tersebut baru 1,9% dari total ritel di negara ini. Adapun kelompok produk yang diminati, antara lain tiket dan hotel yang mengalami pertumbuhan 16,6%; barang elektronik tumbuh 11,5%; serta pakaian dan sepatu tumbuh 10,2%.

Negara dengan populasi penduduk 127 juta ini memiliki penduduk dengan usia di atas 15 tahun sebanyak 91,95 juta. Pendapatan per kapita mencapai US$9.000 dengan rata-rata pengeluaran untuk belanja online sebesar US$819.

Penetrasi internet negara ini mencapai 57,4%, dengan penetrasi smartphone sebesar 63%. Namun, belanja online yang dilakukan dengan smartphone hanya sebesar 25%. Artinya, banyak transaksi online yang dilakukan menggunakan perangkat lain, misalnya PC.

Sebanyak 38,7% masyarakat dengan usia di atas 15 tahun memiliki rekening bank, dengan penetrasi kartu kredit mencapai 17,8%. Transaksi jual beli online paling banyak dilakukan menggunakan kartu mencapai 36%. Selain kartu kredit, metode pembayaran lokal yang digunakan, seperti Astropay Card, Citibanamex, Oxxo, dan SafetyPay.

3. Filipina

Pertumbuhan: 51% Per Tahun

Negara di Asia Tenggara berpenduduk 100 juta jiwa, dengan usia di atas 15 tahun mencapai 68 juta. Pertumbuhan belanja online negara ini sebesar 51%. Perkembangan e-commerce di negara ini memiliki pola yang unik sebab meskipun memiliki pertumbuhan yang besar, total penjualan di tahun 2017 baru mencapai US$1,6 miliar. Rata-rata pengeluaran untuk belanja juga sangat kecil, hanya US$53, dari US$2.900 pendapatan per kapita masyarakat.

Total nilai transaksi online tersebut hanya 0,5% dari total ritel yang ada. Adapun beberapa kelompok belanja online yang diminati, antara lain barang-barang elektronik, pakaian dan sepatu, serta furnitur dan alat-alat rumah tangga.

Penetrasi internet Filipina cukup tinggi, yakni 52,6%. Ini lebih tinggi dari penetrasi internet di kawasan Asia yang hanya 46,3%. Namun, penetrasi smartphone-nya hanya 40%. Artinya, ada 10% masyarakat Filipina yang mengakses internet lewat perangkat lain, seperti PC.

Masyarakat di atas 15 tahun yang memiliki rekening bank di negara ini hanya 28%, dengan penetrasi kartu mencapai 3,2%. Namun, untuk transaksi jual beli online banyak dilakukan menggunakan sistem tunai dengan persentase mencapai 65%. Metode pembayaran lokal yang digunakan, antara lain 7-Connect, Bancnet, Dragonpay, dan Truemoney.

4. Kolombia

Pertumbuhan: 45% per Tahun

Kembali ke kawasan latin, negara dengan pertumbuhan e-commerce terbesar terjadi di Kolombia dengan pertumbuhan 45% per tahun. Kolombia memiliki populasi 48 juta jiwa, dengan usia di atas 15 tahun sebanyak 36 juta jiwa. Pendapatan per kapita mencapai US$6.000 dan rata-rata pengeluaran untuk belanja online sebesar US$500. Nilai transaksi tahun 2017 negara ini mencapai US$5,2 miliar, memberi konstribusi 2,5% dari total ritel di negara ini.

Kelompok produk yang diminati, antara lain produk pakaian dan sepatu, disusul tiket dan hotel, serta barang elektronik. Aktivitas belanja online banyak dilakukan menggunakan perangkat desktop. Pasalnya, dari 55,9% penetrasi internet dan 58% penetrasi smartphone, yang melakukan belanja online menggunakan perangkat mobile hanya 27%.

Masyarakat di atas usia 15 tahun dengan rekening bank persentasenya mencapai 38,4%, sedangkan penetrasi kartu kredit mencapai 13,7%. Hal ini membuat transaksi belanja online di negara ini banyak dilakukan menggunakan kartu, yang mencapai 54%. Adapun metode pembayaran lokal yang banyak digunakan adalah Astropay Card, Carulla, Davivienda, Edeq, Efecty, SafetyPay, Surtimax, dan Via Baloto.

5. Uni Emirat Arab (UEA)

Pertumbuhan: 33% per Tahun

Negara dengan pertumbuhan e-commerce terbesar kelima datang dari Timur Tengah, yakni Uni Emirat Arab (UEA), dengan pertumbuhan 33% per tahun. Negara gabungan dari tujuh emirat dengan populasi sembilan juta jiwa, hampir 90% penduduknya berusia di atas 15 tahun. Pendapatan per kapita UEA sebesar US$40.000. Sementara, rata-rata pengeluaran untuk belanja online mencapai US$1.380.

Di tahun 2017, total nilai transaksi belanja online negara ini mencapai US$5,1 miliar. Kelompok pengeluaran terbesar untuk tiket dan hotel mengalami pertumbuhan 13,7%; pakaian dan sepatu tumbuh 11,4%; serta makanan dan minuman tumbuh 9,2%. Total transaksi belanja online tersebut hanya 3,9% dari total retail negara ini.

Hampir semua masyarakat di sini memiliki akses ke perbankan dengan persentase 83,2% dan 37,4% menggunakan kartu kredit. Namun untuk urusan pembayaran belanja online, cukup bervariasi ada yang menggunakan kartu sebanyak 30%; cash 19%; transfer bank 14%; e-wallet 18%, dan lainnya 18%. Beberapa metode pembayaran lokal yang terkenal antara lain, E-Dirham, Etisalat Wallet, MBME, Mercury, Emirates Digital Wallet, dan Onecard.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: