Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peran Pak Sus Diungkap Media Asing, KPK Harus Usut Skandal Century

Peran Pak Sus Diungkap Media Asing, KPK Harus Usut Skandal Century Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Eksekutif Center for Badget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serius dan punya komitmen untuk menyelesaikan kasus Bailout Bank Century, sebuah skandal pencurian uang pembayar pajak bertaraf megakorupsi yang diduga telah merugikan negara senilai 12 miliar dolar atau setara dengan Rp177 triliun.

Uchok, membantah pernyataan dari Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan yang menilai kasus Century cuma isu murahan dan isu sampah. Pengamat anggaran itu menilai pemberitaan itu merupakan hasil karya jurnalistik media luar yang mengamati kacaunya penegakan hukum di Indonesia, salahsatu negara terbesar di Asia.

"Berita ini, sebetulnya sebagai mencambuk KPK, yang saat ini menghentikan kasus Century. artinya berita soal sentinel, bukan berita sampah, tapi bisa digunakan oleh KPK untuk meneruskan atau membuka kembali kasus tersebut. Jadi tak ada kaitannya dengan manuver di tahun politik" kata Uchok kepada Warta Ekonomi, Jumat (14/9/2018).

Berita yang dimaksud Syarief dan Uchok adalah laporan dari media asing, Asia Sentinel  yang mengangkat isu dugaan keterlibatan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Laporan itu berjudul "Indonesia's SBY Government: Vast Criminal Conspiracy". Laporan yang ditulis oleh John Bhertelsen itu mengungkap data jika SBY menyimpan uang hasil gelap Century dan terkait erat dengan Partai Demokrat.

Uchok pun meminta agar kasus itu tidak berhenti hanya di Budi Mulya saja. Dia mendorong KPK untuk melakukan penyidikan atas kasus tersebut daripada hanya gencar melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) Kepala Daerah.

"Kalau Century, kerugiannya jelas. Bukannya OTT Kepala Daerah tidak penting. Tapi drama pengusutan Century lebih dramatik dan menarik ketimbang OTT Kepala Daerah," sindirnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: