Indeks Harga Komoditas (IHK) Sumatera Utara pada September 2018 stabil. IHK Sumut bulan September tercatat 0,07% (mtm) dan 1,63% (yoy). Realisasi ini jauh dibawah rata-rata historis 3 tahun terakhir pada bulan September (0,50%, mtm). Dengan demikian, inflasi tahun kalender (ytd) mencapai 0,28%, lebih rendah dibandingkan inflasi berjalan tahun sebelumnya (1,82%).
Dikatakan Direktur BI Kantor Perwakilan Sumut, Hilman Tisnawan bahwa secara spasial, tekanan inflasi terjadi di tiga kota IHK di Sumatera Utara. Kota Sibolga menjadi kota dengan inflasi tertinggi di Sumatera Utara yaitu, 0,39% (mtm). Kota Medan dan Kota Padangsidimpuan mengalami inflasi masing – masing 0,09% (mtm) dan 0,04% (mtm). Sementara itu, Inflasi Kota Pematangsiantar mengalami deflasi 0,24% (mtm).
"Cabai merah kembali mendorong tekanan inflasi pada bulan berjalan, dengan andil inflasi 0,32%. Kenaikan disinyalir disebabkan oleh pasokan yang lebih sedikit akibat intensitas hujan yang tinggi pada pertengahan September 2018," katanya, Selasa (2/10/2018).
Berdasarkan pemantauan PIHPS, puncak harga cabai merah di Sumatera Utara terjadi pada minggu ke III September 2018, yaitu mendekati Rp40,000 dan kemudian perlahan menurun di level Rp30,700 pada minggu ke IV. Penurunan ini disebabkan oleh masuknya periode panen cabai merah di Jawa, sehingga konsumsi dipenuhi pasokan dari Jawa.
"Selain itu kenaikan beberapa komoditas pada kelompok makanan jadi, minuman, dan rokok juga meningkatkan tekanan inflasi pada bulan berjalan. Kenaikan harga mie, nasi dengan lauk, dan kue basah mendorong laju inflasi kelompok tersebut menjadi 0,73% (mtm). Kenaikan tersebut diperkirakan didorong oleh penyesuaian harga bahan baku makanan jadi," ujarnya.
Keseluruhan tekanan inflasi September terbilang rendah dibandingkan historisnya, September didorong penurunan harga komoditas bahan pangan. Sejalan dengan fenomena nasional, komoditas yang mengalami deflasi adalah daging ayam dan bawang merah dengan andil masing – masing -0,19% dan -0,07%. Melimpahnya persediaan di pasaran mendorong penurunan harga kedua komoditas tersebut.
"Tekanan inflasi akhir tahun diperkirakan berada di batas bawah sasaran inflasi nasional. Tekanan inflasi yang cukup rendah hingga September diperkirakan akan mendorong inflasi yang rendah di akhir tahun 2018. Meski demikian, masih terdapat potensi risiko tekanan inflasi pada tiga bulan terakhir yang umumnya didorong oleh kenaikan permintaan jelang HBKN dan libur sekolahMerespon hal tersebut," ujarnya.
Untuk itu, KPw Bank Indonesia Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumatera Utara fokus untuk mengelola pasokan dan distribusi, khususnya bahan kebutuhan pokok.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: