Milenial Dinilai Punya Peranan Penting bagi Perkembangan Revolusi Industri 4.0
Pemerintah Indonesia telah menetapkan Roadmap Making Indonesia 4.0 sebagai strategi dalam mencapai target menjadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia pada 2030. Jumlah penduduk yang banyak, ditunjang dengan perkembangan insfrastuktur, dan sumber daya manusia bisa menjadi modal penting untuk melaksanakn revolusi industri 4.0.
Menteri Perindustrian dan inisiator Indonesia 4.0 Airlangga Hartarto mengatakan, empowering human talent adalah kunci kemajuan Indonesia.
"Setelah pembangunan infrastruktur, kami akan melanjutkan pada pengembangan sumber daya manusia. Kita perlu menguasai bahasa-bahasa teknologi baru," tegas dia menurut keterangan yang diterima Warta Ekonomi, Kamis (4/10/2018), di Jakarta.
Menurut Airlangga, yang juga Ketua Umum Golkar, Indonesia memerlukan sekitar 17 juta tenaga kerja yang melek teknologi digital pada 2030 mendatang.
Ketua Badan Anggaran DPR Azis Syamsuddin mengatakan, peluang revolusi industri 4.0 sangat besar jika Indonesia mampu beradaptasi dan bertransformasi secara relevan. Peluangnya, yakni produktivitas akan meningkat, idle capacity berkurang, dan pasar Indonesia yang luar biasa.
"Indonesia sudah punya empat unicorn, berarti ini cocok dan bisa berkembang cepat di Indonesia. Tantangan tentu saja kesiapan infrastuktur penunjang seperti fisik, kelembagaan, regulasi dan kesiapan human capital," katanya.
Menurutnya, DPR akan berusaha berkolaborasi dengan pemerintah untuk mengkatalisasi dan mewujudkan ekosistem yang tepat dan kondusif. Dan di sisi lain, memperhatikan pengawasan dan perlindungan kepentingan, minimalisir dampak negatif, melalui regulasi yang tepat.
Revolusi industri 4.0 tidak hanya mengubah industri, namun juga pekerjaan, cara berkomunikasi, berbelanja, bertransaksi, hingga gaya hidup. Oleh karenanya, selain mempertahankan eksistensi usaha, pelaku bisnis diimbau agar memberikan dukungan pelatihan, sehingga anak bangsa bisa terus berkembangan mengikuti perkembangn dunia digital.
"Kaum milenial sangat mempunyai peranan penting dalam industri 4.0. Kita perlu memberikan pembekalan pendidikan formal, nonformal, dan informal yang relevan. Contohnya, ahli Artificial Intelligence, data scientist atau startup valuator, kita sangat kurang. Mereka yang paling siap dan akan menghadapi tantangan lebih berat di masa depan. Tugas kita mempersiapkan mereka sebaik-baiknya," tegas Azis Syamsudin.
Sementara itu, Airlangga Hartarto menekankan bahwa peluang industri 4.0 begitu luas. Dukungan pemerintah dalam Making Indonesia 4.0, di antaranya dengan membuat platform e-commerce dan program 3-Smart IKM untuk industri kecil dan menengah agar dapat menembus pasar ekspor melalui platform digital.
Tidak hanya itu, pemerintah tengah menyusun regulasi mengenai Audit Teknologi Industri (ATI) untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan aset teknologi yang dimanfaatkan industri di Indonesia.
"Sejauh ini, ada beberapa sektor industri yang memiliki potensi yang sangat cerah dengan menerapkan industri 4.0, yaitu food & beverages, kimia, tekstil, otomotif, dan elektronik," kata Airlangga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: