UKM Tenun Bali dan Batik Solo Diperkenalkan pada Delegasi IMF-WB di Paviliun Indonesia
Tenun Nogo Bali dan Batik Sharma Solo, sebagai dua UKM binaan Kementerian Koperasi dan UKM diperkenalkan pada delegasi dan tamu undangan Pertemuan Tahunan IMF-WB di Paviliun Indonesia.
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Meliadi Sembiring di Paviliun Indonesia Nusa Dua Bali, Selasa (9/10/2018), mengatakan pihaknya mengusulkan produk UKM unggulan untuk dipamerkan di Paviliun Indonesia selama Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018.
"Kami mengusulkan empat UKM unggulan, dua yang terkurasi adalah Tenun Nogo Bali dan Batik Sharma Solo. Satu UKM UC Silver mengundurkan diri," kata Meliadi dalam siaran pers.
Dua UKM yakni Tenun Nogo Bali dan Batik Sharma Solo sebelumnya menjalani proses kurasi yang dilakukan oleh Sarinah dan lolos karena dianggap memenuhi standar yang ditetapkan secara internasional.
Nogo Bali selama ini dikenal sebagai UKM yang memproduksi tenun ikat yang dibuat langsung dengan tangan dan pewarnaan alam. Sementara Batik Sharma Solo dikenal sebagai produsen batik yang unik juga dengan pewarnaan alam dan desain yang amat diminati pasar.
Meliadi mengatakan, Paviliun Indonesia di Nusa Dua yang digelar dalam rangkaian Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018 dinilai akan memberikan gambaran tentang ke-Indonesiaan kepada delegasi dan tamu undangan.
"Khususnya tentang bagaimana UKM sebagai bagian dari penggerak ekonomi dan industri di Indonesia," katanya.
Paviliun Indonesia diramaikan oleh para pelaku UKM binaan empat kementerian/lembaga meliputi Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan UKM, dan Badan Ekonomi Kreatif.
Selain itu, juga para UKM binaan BUMN-BUMN di Indonesia, sehingga jumlah keseluruhan ada 64 kabupaten/kota di Indonesia dan berbagai kementerian dengan total 150 UMKM tampil di dalamnya.
Pembuatan Paviliun Indonesia juga didukung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian ESDM, Kementerian Kominfo, dan Kementerian Keuangan.
Paviliun Indonesia menampilkan berbagai hal tentang Indonesia dari segi pembangunan, bisnis, proyek-proyek strategis nasional, wisata, hingga kekayaan seni budaya serta kerajinan tangan khas Indonesia. Di samping itu, berbagai faktor pendukung investasi yang dapat menarik para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia ditampilkan dalam showcase hall seluas lebih dari 2.000 meter tersebut.
Area Paviliun Indonesia terbagi dari beberapa ruangan tematik, seperti BUMN Hall, Area Workshop, Area Pameran, VIP Lounge, Investment Lounge, dan Stage Pavilion atau coffee shop.
"Melihat Paviliun Indonesia ini membanggakan bagi UKM kita karena mereka bisa tampil di event internasional, sehingga kami berharap ini bisa meningkatkan kepercayaan diri UKM untuk bisa memperluas jejaring usaha mereka di tingkat internasional," kata Meliadi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: