Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waspada, Angka Penyakit Kaki Gajah di Mimika Tinggi

Waspada, Angka Penyakit Kaki Gajah di Mimika Tinggi Ilustrasi penyakit kaki gajah | Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Papua -

Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Provinsi Papua menyebutkan angka kasus filariasis (kaki gajah) di wilayah itu masih tinggi. Bahkan berada diatas dua persen, sehingga seluruh penduduk setempat dalam lima tahun ke depan diwajibkan meminum obat untuk mencegah penyakit tersebut.

Sekretaris Dinkes Mimika, Reynold Ubra, menjelaskan Mimika termasuk salah satu daerah endemis kasus filariasis berdasarkan hasil penelitian Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada  tahun 2004 silam. Temuan kasus filariasis terbanyak di Mimika yaitu di Kampung Iwaka SP7 (Mulia Kencana).

"Angka kasus filariasis di Mimika masih diatas dua persen," katanya  di Timika, Sabtu (13/10/2018).

Ia menambahkan, selama lima tahun berturut-turut setiap orang di Mimika setahun sekali meminum obat untuk mencegah penyakit tersebut. Apalagi vektornya ada di sini, sehingga minum obat massal merupakan solusi untuk mengeliminasi kasus filariasis di wilayah itu.

Menurut Reynold, minum obat untuk cegah massal kasus filariasis dilakukan terhadap semua orang di Mimika, terkecuali ibu hamil, balita di bawah usia dua tahun dan pasien yang memiliki riwayat penyakit jantung.

Senada dengan itu, Kepala Seksi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Dinkes Papua, Yamamoto Sasarari, menambahkan penyebaran mikrofilaria di Mimika sudah lebih dari satu persen, sehingga masuk kategori sebagai daerah endemis filariasis. Tidak hanya itu, pada 2017, ditemukan tiga warga Mimika positif tertular penyakit filariasis. Sedangkan 2007 ditemukan lebih dari 10 kasus filariasis di Mimika.

Menurutnya, penentuan suatu daerah masuk kategori endemis filariasis ditetapkan oleh badan kesehatan dunia atau WHO. Sehingga apabila ada temuan satu kasus filariasis saja, maka konsekuensinya semua penduduk di satu kabupaten itu harus minum obat.

Ia menambahkan, pihaknya telah mendistribusikan obat ke daerah-daerah, terutama daerah yang masuk kategori endemis untuk melakukan program minum obat secara massal, guna menghindari dari penularan penyakit filariasis.

Diketahui, penyakit filariasis disebabkan oleh cacing mikro yang ditularkan ke orang lain melalui gigitan nyamuk. Dari 29 kabupaten/kota di Papua, terdapat lima kabupaten yang telah berhasil mengeliminasi filariasis, yaitu Merauke, Mappi, Boven Digul, Supiori dan Mimika.

Kemenkes menargetkan Indonesia sudah bebas atau tereliminasi dari penyakit filariasis pada 2020. Bahkan beberapa daerah lain di Indonesia sejak 2017 telah bebas dari kasus filariasis, frambusia, kusta, rubela dan campak.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Irfan Mualim

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: