Para guru dan pegawai tidak tetap di Sekolah Negeri Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta menggelar aksi mogok mengajar dan bekerja. Akibatnya, kegiatan sekolah pun jadi terganggu.
Kepala Sekolah SD Negeri Semanu, Kusti Dwimartini di Gunung Kidul, Senin, menyebut bahwa di sekolahnya ada 9 GTT dan PTT yang tidak masuk kerja pada hari Senin ini. Hal itu disebutnya berdampak pada kalang kabutnya sekolah dalam menyelenggarakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
"Di sini ada lima orang guru kelas yang tidak masuk, satu guru olah raga, satu guru mulok, satu guru agama kristen dan satu PTT. Jelas ini sangat mengganggu KBM," katanya.
Ia mengatakan dua kelas terpaksa dijadikan satu karena jumlah PNS sangat terbatas. "Kelas 2 A dan 2 B kami gabungkan dalam satu kelas. Di kelas yang lainnya guru kami yang ada harus mondar-mandir pindah-pindah kelas," katanya.
Kusti mengatakan pihak sekolah menghormati keputusan para GTT dan PTT yang tidak masuk kerja tersebut. Sekolah tidak bisa berbuat banyak melakukan pencegahan lantaran menyadari bahwa gaji yang diterima para GTT tersebut memang tidak seberapa.
Ketua FHSN Gunung Kidul Aris Wijayanto mengatakan aksi mogok mengajar dan bekerja sebagai bentuk protes atas kebijakan pemerintah pusat, bukan pemerintah kabupaten. Lahirnya Permenpan Nomor 36 Tahun 2018 yang sangat diskriminatif terhadap guru honorer dan tenaga kependidikan honorer di sekolah negeri.
Mereka menutut agar pemerintah mencabut Permenpan no 36 tahun 2018, hentikan rekruitmen CPNS jalur umum. Selain itu, permohonan penerbitan perpu pengganti UU oleh Presiden RI untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
"Semoga segera direspon pemerintah pusat," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: