Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sedang menyempurnakan peta jalan (road map) pengembangan industri fesyen muslim untuk mewujudkan Indonesia sebagai kiblat busana muslim dunia pada 2020. Langkah strategis ini dilakukan dengan melibatkan pihak pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan komunitas.
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Gati Wibawaningsih mengatakan, peta jalan itu nantinya dapat menjadi acuan untuk semua pihak dalam peningkatan daya saing industri fesyen muslim nasional dan pengembangan bisnis busana muslim yang mampu menembus pasar dunia.
Industri fesyen muslim yang termasuk kelompok 16 sektor kreatif mampu berkontribusi terhadap perekonomian nasional sebesar 3,76% di 2017. Pada periode tersebut, ekspor industri fesyen mencapai US$13,29 miliar atau meningkat 8,7% dari tahun sebelumnya.
"Capaian itu menunjukkan bahwa industri fesyen nasional memiliki daya saing di pasar internasional," kata Gati di Jakarta, Rabu (17/10/2018).
Pengembangan industri fesyen muslim di dalam negeri juga semakin berpotensi seiring dengan jumlah penduduk muslim di Indonesia yang diproyeksikan mencapai 238,8 juta orang atau 88% dari total populasi pada 2030. Bahkan, konsumsi fesyen muslim di Indonesia mencapai US$13,5 miliar atau masuk dalam jajaran lima besar dunia.
"Hal ini menunjukkan bisnis busana muslim di Tanah Air dinilai prospektif hingga masa depan," ujarnya.
Penyusunan peta jalan, lanjut Gati, memprioritaskan program-program yang akan dilakukan, termasuk mengenai ketersediaan bahan baku, agar dapat menjaga keberlanjutan produksinya.
"Ketersediaan bahan baku produk fesyen ini agar kita tidak perlu lagi impor, seperti bahan baku kapas dan wol," jelasnya.
Dalam upaya menjamin pasokan bahan baku, Kemenperin berkoordinasi dengan kementerian terkait. Contohnya, Kementerian Kehutanan sedang mengembangkan dua jenis ulat yang dapat dijadikan bahan baku sutera, sehingga nantinya kebutuhan sutera bisa dipenuhi dari dalam negeri.
Selama ini, kata Gati, pemerintah gencar mendorong industri fesyen di dalam negeri untuk terus meningkatkan pangsa pasarnya.
"Oleh karena itu, agar mampu kompetitif di kancah global, pemerintah juga terus berupaya memacu kompetensi sumber daya manusia di sektor ini," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti