SC Johnson telah mengumumkan serangkaian komitmen untuk terus mengurangi jejak limbah plastik, dengan meningkatkan kemasan plastik yang dapat di daur ulang, mendukung penggunaan kembali botol-botol plastik melalui isi ulang terkonsentrasi, dan meluncurkan usaha untuk membuat kemasan Ziploc yang dapat didaur ulang.
Fisk Johnson, Ketua dan CEO dari SC Johnson, telah menyaksikan polusi secara langsung dalam sebuah penyelaman yang baru-baru ini dilakukan di Indonesia.
“Di SC Johnson, menjadi pemimipin lingkungan berkelanjutan telah menjadi sebuah prinsip yang merupakan bagian dari kerja keras kami dari generasi ke generasi,” kata Fisk Johnson dalam keterangan tertulisnya yang diterima Warta Ekonomi di Jakarta, Selasa (30/10/2018).
Johnson melanjutkan, dengan meningkatnya sorotan dan parhatian pada krisis limbah plastik global, SC Johnson ingin membagikan usahanya secara eksternal.
"Kami berharap usaha ini akan menginspirasi perusahaan-perusahaan lain untuk mengambil langkah serupa kepada ekonomi plastik yang berulang (circular plastic economy), karena planet ini tidak dapat menjaga status quo yang terdapat sekarang,” tambah Johnson.
SC Johnson mengklaim bahwa mereka memiliki komitmen jangka panjang untuk melestarikan lingkungan dan telah bekerja untuk memperbaiki keberlanjutan dan lingkaran dari produk plastiknya selama lebih dari satu dekade.
Sekarang, SC Johnson mengumumkan serangkaian komitmen sesuai dengan Komitmen Ekonomi Plastik Global yang Baru (New Plastics Economy Global Commitment) untuk mengurangi jejak plastiknya, serta mendorong penggunaan kembali serta mendaur ulang produk-produk plastik. 100% kemasan plastik SC Johnson dapat di daur ulang, dapat digunakan kembali atau dapat dijadikan kompos pada tahun 2025.
Selain itu, SC Johnson juga memperluas jumlah alternatif isi ulang berkonsentrasi untuk produk-produk SC Johnson pada 2025, terus mengurangi plastik berlebih jika memungkinkan, mendukung daur ulang tepi jalan lembar plastik, bekerja dengan industri dan organisasi lainnya untuk mendukung model ekonomi plastik circular. Pada tahun 2017, perusahaan memotong tambahan 1 juta kilogram plastik dari kemasan produknya.
“Sebagai pemimpin generasi kelima dari perusahaan keluarga kami, saya tahu bahwa pekerjaan kami bukan hanya untuk melindungi kepentingan-kepentingan bisnis, tapi juga untuk memelindungi nilai-nilai yang menjadi dasar berdirinya perusahaan ini,” kata Johnson.
SSementara itu, mengalami Isu Plastik Lautan Secara Langsung Sebagai seorang penyelam, Johnson baru-baru ini berpartisipasi dalam sebuah penyelaman bersama LSM, Conservation International, yang telah lama bekerja sama dengan perusahaan untuk mengeksplorasi isu tersebut secara langsung di perairan lepas di Indonesia. Ia dapat menyaksikan keragaman biota laut, juga mendapatkan pemahaman lebih baik akan resiko dari keberadaan plastik di perairan yang juga terdampar di pesisir pantai.
“Sungguh luar biasa untuk dapat melihat secara langsung keindahan alam dan keanekaragaman dari laut kita, dan untuk dapat menghargai sepenuhnya hal-hal yang dipertaruhkan di sini. Saya rasa sangat penting bahwa para pelaku bisnis, pemerintah, petugas sipil, dan masyarakat di seluruh dunia untuk bekerja sama memecahkan masalah yang sangat penting bagi kemanusiaan,” kata Johnson.
Johnson berencana untuk melakukan penyelaman lainnya di beberapa bulan kedepan untuk mengeksplorasi dampak dari plastik bagi biota laut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Kumairoh
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: