PT Pindad (Persero) menampilkan Medium Tank dan berbagai produk terbarunya pada gelaran pertahanan terbesar, Indodefence 2018 Expo & Forum, pada Rabu, 7 November 2018 di JIEXPO, Kemayoran. Acara diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla dan Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu serta dihadiri oleh pejabat Kementerian Pertahanan, Kementerian BUMN, Kepala Staf Angkatan, Pejabat Tinggi TNI, Delegasi negara lain serta Direksi dan Komisaris Pindad.
Pindad menampilkan berbagai senjata meliputi SS2 berbagai varian, SB2 V2, SB2 V5, SPR 2, SPR 3, SPR 4, SM2 V1, SM2 V2, SM3, PM3, Dopper, dan Pistol berbagai varian. Teropong Bidik Senapan Siang dan Malam, berbagai maket munisi kaliber kecil dan besar juga ditampilkan. Selain Medium Tank, Pindad juga menghadirkan Rantis Komodo CPWS CMI 25 mm, Rantis Komodo Double Cabin RMS Ares, Panser Badak (Face Lift), Panser 8x8 Turret 30 mm Ares (Face Lift), Water Canon serta Ranpur Anoa APC 6x6.
Dalam sambutannya, Menhan secara khusus mengapresiasi kehadiran Medium Tank katya anak bangsa yang didukung sepenuhnya oleh pemerintah.
“Pada Indodefence kali ini Indonesia menghadirkan Medium tank sebagai bentuk dukungan penuh pemerintah terhadap produk buatan anak bangsa” ujar Ryamizard dalam keterangan resminya di Bandung, Rabu (7/11/2018).
Adapun, Direktur Utama PT Pindad (Persero), Abraham Mose mengatakan Pindad tahun ini telah menghasilkan salah satu produk militer terbarunya yakni Medium Tank dan sudah berhasil melakukan beberapa uji diantaranya uji lintas, uji ketahanan, main blast test, dan terakhir adalah uji tembak.
“Dari hasil uji tersebut terdapat beberapa masukan yang kita dapatkan dari user, tapi alhamdulillah kita sudah dapat diselesaikan sehingga medium tank saat ini sudah siap produksi massal,” ungkapnya.
Kesiapan Pindad untuk masuk produksi diharapkan dalam waktu dekat sudah bisa dimulai di tahun 2019 guna memenuhi kebutuhan dari TNI.
Lebih lanjut Abraham mengatakan untuk di tahun depan kapasitas produksi di tahun 2019 sudah siap 50 unit pertahun, dan akan lebih besar lagi di tahun berikutnya, sampai 80 unit pertahun.
Selain memenuhi kebutuhan dalam negeri, Pindad juga saat ini sedang menjajaki pasar internasional dan mengikuti proses lelang Tank di salah satu negara ASEAN.
Abraham menyebutkan pasar internasional sangat terbuka, Pindad sedang mencoba ikut dalam lelang yang dilaksanakan pemerintah Filipina untuk medium tank.
"Mudah-mudahan kita bisa berkompetisi disana dan kita bisa menang sehingga paling tidak kita sudah bisa track record di luar untuk kebutuhan ekspor selain kita produksi dalam negeri untuk kebutuhan TNI kita," jelasnya.
Dia menambahkan, keunggulan teknologi yang dimiliki Medium Tank seperti anti ranjau dan Battle Management System menjadikan harga tank medium buatan anak bangsa ini lebih kompetitif di banding kelas medum tank lainnya dari negara lain.
Pindad telah menyelesaikan proses pengembangan Medium Tank mulai dari proses desain sampai dengan membangun Tank tersebut di Indonesia. Medium Tank telah lulus uji sertifikasi dari Dislitbangad dan saat ini siap untuk diproduksi secara massal untuk melengkapi alutsista TNI dalam mendukung dan menjaga kedaulatan NKRI.
Medium Tank merupakan program panjang dalam membangun penguasaan teknologi menuju kemandirian alutsista dalam negeri. Medium Tank termasuk pada 7 program pengembangan strategis pemerintah untuk meningkatkan kemampuan BUMNIS agar dapat bersaing dengan industri pertahanan luar negeri.
"Kehadiran Medium Tank merupakan bukti kemampuan industri pertahanan dalam negeri menghasilkan produk inovatif berteknologi tinggi dalam mendukung kemandirian alutsista," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: