Saat ini, pemerintah tengah menyusun kerangka Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang memuat pemetaan kebutuhan tenaga di Tanah Air pada jangka waktu tersebut. Mulai dari jumlah hingga jenis sektornya sehingga dapat memudahkan pemerintahan selanjutnya dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyampaikan hal tersebut pada Forum Merdeka Barat (FMB) 9 yang mengangkat tema “Pengurangan Pengangguran”, di Gedung Saleh Alif, Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, pada Kamis (8/11/2018).
"Kami sedang menyusun kerangka teknokratis RPJMN 2020-2024, di dalamnya ada tingkat kebutuhan SDM-nya, bukan hanya sektornya, tetapi ada pula tingkatan kita di sektor tersebut. Misal, di pariwisata, apakah kita sudah bisa menyediakan semuanya atau masih memerlukan pendidikan dan pelatihan? Semuanya dimuat di RPJMN," papa Bambang.
Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri, turut memproyeksikan jenis pekerjaan yang akan naik dan turun kebutuhan SDMnya hingga tahun 2025 mendatang.
“Pada 2017-2020, kebutuhan SDM akan meningkat pada profesi: trainer, perawat, manajer keuangan, pengacara, agen penjualan, analis, terapis fisiologis, penasihat keuangan, SDM, dokter, programmer, dan layanan berita reguler. Sementara, kebutuhan SDM akan turun pada profesi: manajer administrasi, mekanik, tukang cetak, pengantar surat, supir, petugas ekspedisi, pekerja pabrik, operator mesin jahit, perangkat komunikasi, dan radio,” jelas Hanif kepada pers.
Selanjutnya, pada 2021 hingga 2025, kebutuhan SDM di profesi pemeliharaan dan instalasi, mediasi, medis, analis data, manajer sistem informasi, konselor vokasi, dan analis dampak lingkungan akan meningkat. Sebaliknya, kebutuhan SDM untuk profesi resepsionis, tukang kayu, desain 3 dimensi, pengolah semikonduktor, teller bank, agen travel, juru masak fast-food, dan operator mesin justru berkurang.
Sebagai informasi lanjutan, selama 2015-2019, pemerintah berhasil menciptakan kesempatan kerja sebesar 9,38 juta, dari target 10 juta. Secara ringkas, dalam 5 tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan kesempatan kerja mencapai angka 1,99%. Di samping itu, jumlah pengangguran pun turun sebesar 40 ribu orang sehingga Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) berhasil diturunkan menjadi 5,34% pada tahun ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh