Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah mengatakan pemerintah daerah mencari alternatif untuk pembangunan rumah tahan gempa selain dengan metode Risha (Rumah Instan Sederhana Sehat yang) direkomendasikan Kementerian PUPR.
"Tidak kaku pada rumah tahan gempa yang disebutkan tadi, tapi juga diberikan alternatif pada rumah yang lain, bukan hanya Risha saja," kata Zulkieflimansyah usai menghadiri rapat koordinasi rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa Lombok di Kemenko PMK Jakarta, Senin.
Selain itu Zulkieflimansyah juga meminta kemudahan agar fasilitator atau orang teknis yang memandu pembangunan dihadirkan dari daerah. Zulkieflimansyah mengatakan pemerintahan daerah sedang fokus dalam pembangunan rumah-rumah yang rusak berat terlebih dahulu. Dari total keseluruhan 200.000 rumah yang terdampak gempa sebanyak 70 ribu hingga 80 ribu rumah di Lombok rusak berat.
Dia mengatakan saat ini masyarakat di Lombok juga masih mengalamo trauma hingga menolak pembangunan rumah yang berbahan dasar beton. Masyarakat, kata Zulkieflimansyah, menginginkan rumah dengan konstruksi berbahan dasar kayu.
"Alternatif dari kayu, pemerintah melihat kalau diberikan keleluasan bikin dari kayu takutnya rumah terbangun hutan yang gundul, ada bencana lain yang lebih besar," kata dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: