Uber Technologies Inc menyatakan bahwa pertumbuhan pemesanan untuk layanan angkutannya dan pengiriman naik 6 persen pada kuartal terakhir.
Tetapi, perusahaan yang berbasis di San Francisco itu kehilangan US$1,07 miliar untuk tiga bulan yang berakhir pada 30 September, meningkat 20 persen dari kuartal sebelumnya, tetapi turun 27 persen dari tahun lalu, ketika perusahaan membukukan kerugian kuartalan terbesar yang dilaporkan secara publik setelah kepergian pendiri Uber dan mantan Kepala Eksekutif Travis Kalanick.
Uber berusaha untuk memperluas bisnisnya ke sektor pengangkutan kargo, pengiriman makanan, sepeda listrik.
Perusahaan senilai US$76 miliar itu menghadapi tekanan untuk menunjukkan ke publik jika pihaknya masih dapat tumbuh cukup untuk menjadi menguntungkan dan memuaskan investor dalam penawaran umum perdana yang direncanakan untuk beberapa waktu tahun depan.
Kerugiannya yang disesuaikan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi adalah US$592 juta, turun dari US$614 juta pada kuartal lalu dan US$1,02 miliar setahun yang lalu.
"Kami memiliki kuartal kuat untuk ukuran bisnis dan lingkup global kami," ungkap Nelson Chai, kepala keuangan Uber, yang bergabung pada September setelah jabatan itu kosong selama tiga tahun, seperti dilansir dari Channel NewsAsia, Kamis (15/11/2018).
Dia menekankan pasar berpotensi tinggi di India dan Timur Tengah di mana Uber harus terus memantapkan posisi kepemimpinannya.
Tetapi kondisi ekonomi yang lebih luas dan kerugian yang berkelanjutan dapat mendorong Uber untuk bergabung dengan saingan di India dan Timur Tengah, terutama karena Uber dan Ola yang berbasis di India berbagi investor di SoftBank Group Corp.
Pemesanan kotor Uber adalah US$12,7 miliar, naik 6 persen dari kuartal sebelumnya dan naik 41 persen dari tahun lalu.
Pada akhir tahun 2016, pertumbuhan pemesanan triwulanan Uber mendekati 30 persen, dan pada awal 2017 pertumbuhan triwulan-ke-triwulan terus meningkat dua digit. Namun, pada awal tahun ini, pertumbuhan pemesanan merosot ke dalam satu digit.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait: