Pernyataan cawapres nomor urut 01, Ma'ruf Amin yang sempat memakai istilah 'budek' dan 'buta' disebut kubu oposisi dapat mempengaruhi suara pemilih pada Pilpres 2019 mendatang. Namun hal itu dibantah oleh partai koalisi Jokowi-Ma'ruf.
Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Agung Laksono, mengatakan ungkapan budek dan buta yang disampaikan Ma'ruf Amin yang dimaksud yakni tidak bisa melihat prestasi Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla sama sekali tak mempengaruhi elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019.
"Beliau seorang ulama besar. Beliau juga sudah lama di dunia politik. Jadi beliau tahu betul. Saya berkeyakinan pasangan ini pasangan ideal dan tidak akan menurun elektabilitasnya," ujarnya di Jakarta, Kamis (15/11/2018).
Sebelumnya, Ma'ruf menjelaskan istilah 'buta-budek' yang sempat dilontarkannya. Ia menjelaskan maksud 'buta-budek' itu merujuk pada pihak yang tak bisa melihat prestasi pemerintahan Jokowi.
"Kalau ada orang yang mengingkari kenyataan, apa yang telah dilakukan oleh Pak Jokowi. Kalau (ada) ya. Saya nggak nuduh siapa-siapa, kalau namanya kalau. Ya, apa yang sudah dilakukan, misalnya infrastruktur, jalan-jalan, lapangan terbang, pelabuhan, pendidikan, fasilitas kesehatan. Kalau mengingkari itu semua, itu kan kayak orang buta. Nggak melihat dan kayak orang budek, jadi saya tidak menuduh," terangnya beberapa waktu lalu.
Ma'ruf menegaskan dirinya tidak sedang menyinggung kaum difabel terkait diksi 'budek-buta'.
"Nggak menyinggung mereka kok minta maaf, begimana. Kecuali saya menyinggung. Saya nggak menyinggung siapa-siapa," imbuhnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim