Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin) bersama dengan Schneider Electric, perusahaan global pengelolaan energi, otomasi dan proteksi listrik, hari ini menandatangani Nota Kesepahaman terkait pengembangan dan penerapan Industri 4.0 dalam mencapai Indonesia 4.0, yang bertujuan untuk mengembangkan, meningkatkan keterampilan dan optimalisasi penggunaan hasil evolusi industri ke-empat oleh pelaku industri di Indonesia.
Penandatanganan Nota Kesepahaman dilakukan oleh Ngakan Timur Antara, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Kemenperin, dan Gabriel De Tissot, Vice President PT Schneider Electric Manufacturing Batam; disaksikan oleh Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian Republik Indonesia dan Jim Tobojka, Senior Vice President Global Supply Chain Schneider Electric untuk Asia Timur dan Jepang.
Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian RI menyampaikan bahwa kolaborasi dengan berbagai mitra yang berkompeten di bidang transformasi digital seperti Schneider Electric merupakan bagian dari penguatan kebijakan Kemenperin dalam mempercepat pengimplementasian revolusi industri 4.0 di industri manufaktur yang memiliki peranan sangat penting dalam pencapaian visi Indonesia untuk mejadi 10 ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030.
"Dengan adanya lighthouse berupa Smart Factory di Batam akan memberikan gambaran lebih riil kepada para pelaku industri di Indonesia mengenai proses perjalanan transformasi digital industri dan manfaatnya bagi bisnis," ujar Airlangga di Batam, Jumat (16/11/2018).
Ngakan Timur Antara, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kemenperin menyampaikan bahwa selama tiga tahun masa Nota Kesepahaman, Schneider Electric akan menjadi mitra kerja Kemenperin dalam melaksanakan pelatihan dan pendampingan bagi para pelaku industri, serta menjadi pabrik percontohan bagi pelaku industri di Indonesia yang ingin belajar dan menyaksikan secara langsung penerapan otomasi pabrik Schneider Electric di Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia.
"Tidak hanya itu Program pelatihan dan pendampingan “Manajer Transformasi Industri 4.0” akan melatih para peserta selama satu minggu terkait berbagai aspek dalam transformasi digital yang nantinya para peserta akan menerima sertifikasi kompetensi / kelayakan dalam penerapan industri 4.0," ujar Ngakan.
Sementara itu, Xavier Denoly, Country President Schneider Electric Indonesia mengatakan revolusi Industri 4.0 diperkirakan akan berkontribusi $3,7 triliun terhadap perekonomian global karena meningkatnya produktifitas.
“Sebelumnya, Schneider Electric Indonesia juga telah bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia membangun pusat pelatihan dan pengembangan ahli ketenagalistrikan Indonesia, pengembangan kurikulum dan bantuan peralatan laboratorium untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap dalam menghadapi era digitalisasi yang menargetkan 10.800 siswa SMK siap kerja hingga 2023," ujar Xvier.
Gabriel De Tissot, Vice President PT Schneider Electric Manufacturing Batam menyampaikan Schneider sangat bangga dapat bekerja sama dengan Kemenperin untuk menjadi pabrik percontohan Industri 4.0 pertama di Indonesia dan diperhitungkan sebagai salah satu perusahaan terkemuka di wilayah ini.
“Transformasi digital yang kami hadirkan di seluruh pabrik kami di Batam menggunakan solusi EcoStruxure™ dan aplikasi Industri 4.0 lainnya yang memungkinkan pemantauan kinerja operasi kami di setiap bagiannya. Operator, teknisi, insinyur, semuanya dapat memantau kinerja mesin, melakukan tindakan preventif terhadap kemungkinan terjadinya gangguan, pemenuhan terhadap standar pengendalian kualitas proses, process drifts, pengelolaan energi dan berbagai aktivitas lain yang dapat ditemukan di semua manufacturing shop floor," pungkas Gabriel.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Kumairoh
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: