Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

5 Pemilik Restoran Indonesia di Luar Negeri Beberkan Rahasia Sukses Mereka

5 Pemilik Restoran Indonesia di Luar Negeri Beberkan Rahasia Sukses Mereka Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lima pemilik restoran Indonesia di luar negeri yang telah sukses mengembangkan bisnis kulinernya mengungkapkan rahasia kesuksesan mereka pada sesi 'We Will Thrive' di acara Wonderful Indonesia Gastronomy Forum Diaspora Restaurants di Jakarta, Jumat (23/11/18).

Dipandu Robert Manan, sesi 'We Will Thrive' menghadirkan Chef Yono (pemilik Yono’s Indonesian Fine Dining di Amerika Serikat), David Tjoe (pemilik restoran Ubud di Australia), Nina Hanafi (pemilik restoran Djakarta Bali di Perancis), Alicia Martiono (pemilik restoran Sendok Garpu di Australia), dan Chef Agus Hermawan (pemilik Ron Gastrobar di Belanda). 

Chef Yono yang telah mengembangkan restorannya di Albany, New York selama lebih dari 30 tahun mengatakan bahwa untuk merintis dan mengelola restoran harus dimulai dari mindset yang benar.

"Mindset-nya dari awal harus, saya tidak boleh gagal. Harus berhasil. Kalau pun saya gagal atau membuat kesalahan, harus mau belajar dari kegagalan atau kesalahan itu," ungkap Chef Yono. "Kemudian pemilik restoran juga harus dekat dengan masyarakat dan organisasi lokal agar dapat terus menjaring pelanggan baru," tambahnya. 

Sementara Chef Agus menjelaskan, restorannya di Belanda bukan hanya harus berkompetisi dengan ratusan restoran Indonesia, tetapi juga dengan ribuan restoran lain. Ia pun mengaku harus berani berinovasi.

"Makanan yang kami hidangkan harus lain daripada yang lain supaya dapat diingat dan dikenal oleh masyarakat," ujarnya. 

Sementara itu, pemilik restoran Sendok Garpu di Australia, Alicia Martiano mengungkapkan, menghidangkan makanan yang enak bukan jaminan kesuksesan suatu restoran.

"Restoran tidak akan survive tanpa konsistensi rasa dan kualitas, tidak bisa, hari ini enak, kemudian besok tidak," ungkapnya.

Ia menambahkan, perlu keseimbangan antara kualitas produk makanan dan pemasaran. "Percuma punya berbagai makanan enak, tetapi tidak ada yang tahu. Oleh karenanya, makanan dan marketing harus berjalan beriringan," pungkasnya. 

Nina Hanafi, pemilik restoran Djakarta Bali di Perancis, sependapat dengan apa yang diungkapkan oleh Alicia. Sebagai pemilik restoran yang telah bertahan selama 34 tahun, ia mengaku tidak pernah berhenti berpromosi untuk menggaet pelanggan baru dan mempertahankan yang lama.

"Kami terus berpromosi lewat surat kabar, media sosial, bahkan melalui SEO (Search Engine Optimization). Jadi, kalau Anda tulis di mesin pencari 'restoran romantis di Paris', maka restoran Djakarta Bali akan muncul di paling atas," tuturnya.

Selain itu, Nina menegaskan perlunya menghadirkan suasana Indonesia di restoran Indonesia di luar negeri. "Ambiens restoran harus mereflkesikan Indonesia bukan hanya dari segi rasa kuliner, tetapi juga dari segi visual, misalnya dengan kerajinan dan furnitur khas Indonesia, musik suara gamelan, dan aromaterapi khas Indoensia."

Nina menutup dengan mengatakan bahwa kesuksesan restoran Indonesia di luar negeri tidak dapat luput dari dukungan para Diaspora Indonesia dan perwakilan Republik Indonesia.

"Kalau kita bangga dengan Indonesia dan meletakkan restoran Indonesia sebagai prioritas, kita semua bisa terus melestarikan dan mempromosikan kekayaan kuliner Indonesia," tutupnya. 

Sejalan dengan apa yang disampaikan Nina, dukungan sesama pemilik restoran diyakini oleh David Tjoe, pemilik restoran Ubud di Australia, sebagai salah satu kunci keberlangsungan restoran Indonesia di luar negeri.

"Kita harus saling membantu dan jangan fokus berkompetisi, sebab kalau begitu, kita bisa terus tertinggal dari restoran negara-negara lain, seperti Thailand," tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: