Pemerintah menginvestasikan hingga USD20 miliar untuk pengembangan sektor pariwisata. Pasalnya, potensi wisata di Indonesia akan dijadikan penyumbang devisa terbesar.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan pemerintah akan menciptakan 10 daerah wisata baru atau disebut Bali Baru. Agar puluhan kawasan pariwisata itu terealisasi, menurutnya diperlukan investasi sekitar US$20 miliar.
"Indonesia punya 88 kawasan strategis nasional. Makanya kita menciptakan 10 Bali Baru. Satu detinasi rata-rata US$20 miliar, kalau dirupiahkan sekitar Rp300 triliun," katanya kepada wartawan di Kab Pangandaran, Rabu (28/11/2018)
Menpar Arief menilai potensi yang dimiliki hampir seluruh daerah di Tanah Air diyakini mampu menjadikan bidang tersebut sebagai penghasil devisa terbesar.
Dia juga mengaku optimistis sektor pariwisata akan menjadi penghasil devisa terbesar jika dikelola dengan baik. Dia pun menyontohkan sejumlah kabupaten/kota yang pendapatan asli daerah (PAD)-nya meningkat drastis setelah objek wisatanya dikelola dengan baik.
"Pariwisata bisa memberi PAD terbesar, Di Samosir tumbuh 81% PADnya karena kontribusi pariwisata. Banyuwangi menjadi destinasi wisata terbaik menurut UNWTO (organisasi kepariwisataan dunia),"ungkapnya
Pemerintah pusat telah melakukan berbagai cara seperti investasi di bidang infrastruktur, promosi, hingga penciptaan daerah tujuan wisata yang baru. Ia menyontohkan pembangunan bandara dan jalan di Danau Toba mampu mendongkrak kunjungan wisatawan ke daerah tersebut.
"Toll road dibuat dari Kualana Namu ke Tebing Tinggi. Kereta api direaktivasi dari Kuala Namu ke Siantar. Kalau akses ada, investor pasti datang," katanya.
Sedangkan untuk promosi, strategi pemasaran pariwisata Indonesia telah mengadopsi pola yang digunakan negara lain yakni dengan menggunakan best practice yang ada di dunia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menetapkan tiga destinasi utama pariwisata, yakni Bali Raya, Jakarta Raya, dan Batam Raya. Ketiga kawasan utama ini mampu menyedot 90% wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia. Padahal, daerah di luar ketiga kawasan itu memiliki potensi wisata yang tidak kalah bernilai.
"Bali 40%, Jakarta yang di dalamnya juga Jawa Barat 30%, Batam 20%. Lainnya 10%," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: