Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bagaimana Pengaruh Investasi Digital Terhadap Industri Perbankan?

Bagaimana Pengaruh Investasi Digital Terhadap Industri Perbankan? Kredit Foto: Tanayastri Dini Isna
Warta Ekonomi, Jakarta -

BukaReksa menggandeng layanan fintech tanamduit untuk meningkatkan pertumbuhan investasi. Hasilnya, reksa dana dapat diperjualbelikan kepada investor secara online. Lantas, akankah terjadi pergeseran dari investasi konvensional menuju investasi secara digital.

Deputi Direktur Pengelolaan Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Halim Haryono, menilai, hingga saat ini belum terlihat adanya pergeseran perilaku dalam berinvestasi. Ia menyebutkan, investasi melalui bank masih lebih besar dibandingkan investasi secara digital.

"Agen yang menjadi penjual reksa dana itu ada 3000 bank, beserta cabang-cabangnya. Sementara di fintech, masih berjumlah di bawah 10, kalau tidak salah sekitar 6 buah. Wajar bila secara absolut nilai dari bank masih mendominasi pasar investasi," ujar Halim pada Kamis (29/11/2018).

Menurutnya, meskipun pertumbuhan investasi dari sisi fintech terbilang besar, investasi di bank pun masih dominan. Hal itu karena mereka masih memiliki pasar yang jelas dan besar.

"Pertumbuhan dari sisi persentase fintech besar, tetapi dari bank juga masih besar. Pasar mereka masih jelas, nasabahnya sudah ada. Jadi, sebetulnya ini segmented saja. Bank juga sebagai agen penjual, sudah mulai melalukan investasi secara online," kata Halim lagi.

Pada kesempatan yang sama, Head of Payment & Financial Services Bukalapak, Destya Danang Pradityo mengklaim, BukaReksa hadir untuk merangkul pengguna yang sama sekali belum tahu soal investasi, utamanya reksa dana. Dengan begitu, mereka mencoba menciptakan sebuah pasar baru di dunia investasi yang belum tersentuh oleh para existing player.

"Profil pelanggan BukaReksa ini merangkul pengguna yang belum mengetahui reksadana sama sekali. Bisa dibilang, BukaReksa bukan mengganggu existing player (bank), melainkan merangkul pasar yang belum tersentuh oleh mereka," ujar Destya.

Sejalan dengan Destya, Direktur Pengembangan Bisnis tanamduit, Muhammad Hanif mengungkapkan pasar yang mereka masuki berbeda dengan pasar investasi bank. Menurutnya, layanan yang tanamduit dan BukaReksa sediakan justru melengkapi layanan investasi dari bank.

"Mereka punya target pertumbuhan pinjaman, misal 20%, jadi mereka harus mengejar deposit, bukan reksa dana. Kami bukan bersaing, malah menambah pasar lain yang membantu pertumbuhan reksa dana," ujar Hanif.

Melalui kemitraan dengan tanamduit, BukaReksa memudahkan para penggunanya untuk membeli reksa dana secara digital. Proses pembukaan rekeningnya pun hanya butuh waktu 3 jam, tidak seperti pembukaan rekening secara konvensional yang memerlukan 3 hari.

"User experience untuk nasabah retail itu penting sekali. Kalau prosesnya panjang, mereka pasti akan merasa terlalu lama dan repot. Dengan adanya proses jual beli reksa dana digital, UX-nya itu jadi menyenangkan untuk pengguna. Contoh fiturnya BukaReksa Buy Without Register yang mengizinkan user mencoba investasi tanpa daftar dahulu selama 20 hari." jelas Hanif.

Kini, BukaReksa telah menghimpun sekitar 120 ribu approve investor yang berasal dari Aceh hingga Papua. Lewat dunia digital, bisnis investasi bisa dijalankan dengan cara yang lebih efisien. Mereka tak perlu membuka cabang ke seluruh Indonesia untuk memperoleh investor, semua terjangkau dengan pemanfaatan teknologi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: