Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berawal Jual Ayam Bakar Gerobakan Sekarang Omzetnya Tak Terelakkan

Berawal Jual Ayam Bakar Gerobakan Sekarang Omzetnya Tak Terelakkan Kredit Foto: Instagram/masmono08
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tempat makan dengan menu ayam bakar yang memiliki bangunan dengan ikon cat warna hijau di kawasan Tebet, apalagi kalau bukan Ayam Bakar Mas Mono? Tentu kalian sudah enggak asing lagi dengan nama tersebut. Bukan hanya di kawasan Tebet, Ayam Bakar Mas Mono saat ini juga sudah membuka cabang di berbagai tempat, salah satunya kawasan Pasar Minggu.

Ayam Bakar Mas Mono ini awalnya hanya dijual gerobakan di kawasan Soepomo, Jakarta Selatan. Kini setiap harinya, usaha besitan Agus Pramono itu mampu menjual ribuan ekor ayam di berbagai cabangnya. Untuk mencapai puncak kesuksesan seperti saat ini tentu bukanlah jalan yang mudah. Ia harus jatuh-bangun menghadapi kerasnya kehidupan. Mulai dari menjadi office boy, menjual gorengan, hingga menjual ayam bakar keliling pun sudah ia lakoni.

Agus Pramono lahir di Madiun, 43 tahun yang lalu. Berbagai pekerjaan serabutan di Jakarta sudah ia jalani untuk menyambung kehidupan. Menurutnya, banyak orang yang berkeinginan menjadi seorang pengusaha, namun hanya orang-orang yang berani dan gigih yang mampu mewujudkannya.

"Saya harus membahagiakan kedua orang tua dan saudara saya sehingga saya termotivasi untuk hijrah menjadi pengusaha," katanya.

1994 menjadi tahun awal perjuangan dirinya. Dengan bermodalkan ijazah SMA yang ia miliki, ia berangkat dari Madiun ke Jakarta. Pontang-panting di Jakarta dengan berbagai aral melintang sudah Mas Mono jalani. Sampai-sampai digusur oleh petugas Satpol PP ketika berjualan pun sudah ia alami.

"Saya menikmati proses. Sebelum sampai di titik ini, saya juga pernah digusur. Tapi saya motivasi diri saya sendiri, bukan hanya saya kok yang digusur, saya enggak sendirian," jelasnya.

Dengan menikmati prosesnya, Mas Mono yakin bahwa rezeki sudah ada yang mengatur. Menikah dan terus berjuang tanpa lelah terus ia jalani. Mimpinya untuk memiliki warung makan ayam bakar pun menyeruak. Didukung oleh istrinya yang jago memasak, usaha ayam bakarnya pun dapat berjalan, dan membuatnya alih profesi menjadi pemilik tempat makan Ayam Bakar Mas Mono.

"Alhamdulillah, kesabaran dan ketekunan saya perlahan-lahan membuahkan hasil," ucapnya sambil bersyukur.

Warung kecil yang tadinya hanya membutuhkan lima ekor ayam, mulai berkembang hingga membutuhkan 80 ekor ayam per hari. Selain mengumpulkan uang demi uang, laba demi laba, bisnis menurut Mas Mono juga sebagai ladang dakwah baginya.

"Bisnis bisa jadi ladang dakwah buat saya. Saya bisa mengajak karyawan saya solat, outlet kami setiap solat Jumat pun tutup, kami juga memberikan makan gratis untuk yang berpuasa Senin dan Kamis, menyumbangkan 100% omzet setiap 27 April, dan lain sebagainya," ucapnya.

Pandangan bisnis yang ia miliki tersebut banyak dijadikan contoh oleh pengusaha lainnya, dan ia pun mendapatkan pahalanya. Untuk menghadapi kerasnya kehidupan, seseorang hanya perlu berusaha dan berserah kepada-Nya untuk menjadi sukses dan perlahan menggapai impian.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: