Dalam pertemuan dengan Ombudsman, Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan), Sugeng Wahyudi merasakan kualitas pakan ternak setiap waktu semakin memburuk. Bahkan, kandungan kualitas jagung di pakan ternak menurun, yang dari 50% menjadi 25%.
"Ini terkonfirmasi dari Asosiasi Pabrik Pakan. Ini berakibat ke mana? Khususnya ke produktivitas ayam-ayam yang kami pelihara. Dulu 5 kilo gram jadi 1,5 kg per hari. Ini pertumbuhannya gara-gara jagung ini," kesalnya di Jakarta, Sabtu (1/12/2018).
Selain itu, Sugeng juga menyesalkan adanya harga jual jagung semakin tinggi. Namun peternak tidak diizinkan menjual ayam dengan harga yang tinggi pula. Sebab, peternak ditekan oleh Satgas Pangan.
“Harga tinggi kami tidak boleh, kalau di bawah kami rugi. Ini problem yang kami hadapi," katanya.
Sementara Komisioner Ombudsman, Alamsyah Saragih, mengatakan pihaknya mendalami petisi yang diteken oleh puluhan orang dari kalangan organisasi, komunitas peternak dan petani yang nantinya bakal disampaikan ke Presiden Joko Widodo.
Sejak 2015, lanjut Alamsyah, Badan Pusat Statistik (BPS) memoratorium data beras, bahkan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman memang kerap menggembor-gemborkan data beras surplus. Padahal kenyataannya kondisi pangan negara mengkhawatirkan.
"Ombudsman pada 2017 pernah bilang jangan terlalu banyak bicara surplus, bersabar tunggu BPS. Apa yg terjadi hari ini, sudah Ombudsman prediksi jauh hari," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Irfan Mualim
Tag Terkait: