Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Genjot Pembangunan Inkubator Startup

Pemerintah Genjot Pembangunan Inkubator Startup Kredit Foto: Cahyo Prayogo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pembentukan inkubator bagi perusahaan rintisan (startup) digital diyakini bisa meningkatkan kapasitasnya dalam berbisnis. Untuk itu pemerintah melalui Kementrian Perindustrian akan terus mengembangkan inkubator untuk bisa memperbanyak jumlah startup di dalam negeri. Industri kreatif ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang signfikan bagi ekonomi nasional.

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, menyatakan saat ini beberapa wilayah telah memiliki pusat inkubator yang dibangun oleh pemerintah. Seperti  Bandung Techno Park, Bali Creative Industry Center (BCIC), Incubator Business Center di Semarang, Makassar Technopark, dan Pusat Desain Ponsel di Batam.

“Tempat-tempat  tersebut kami harap  bisa menjadi inspirasi dan aspirasi menumbuhkan wirausaha industri baru,” Kata Airlangga di Jakarta, Senin (3/12/2018).

Ia mencontohkan di  Bandung Techno Park dan BCIC, pihaknya punya beberapa program kekinian. Misalnya pelatihan bagi calon pemimpin perusahaan yang menggunakan basis industri 4.0 seperti analisis big data dan internet of things. Selain itu menyediakan ruang inkubasi karya yang telah dihasilkan.

“Di BCIC sudah ada beberapa alumni yang menjadi pelaku industri kreatif andal di bidangnya, seperti Studio 70. Selain itu, difasilitasi juga untuk menciptakan produk kreatif yang mengangkat kearifan lokal, seperti membuat gamelan,” tuturnya.

Airlanngga pun berharap  pihak swasta dapat turut berperan di dalam membangun inkubasi startup era digital.

“Contohnya di Nongsa Batam, kemudian di BSD Serpong juga ada Apple Academy yang menjadi pusat startup dan inovasi pengembangan teknologi digital,” terangnya. Bahkan, pendiri Ali Baba Group akan membangun Jack Ma Institute of Entrepreneur di Indonesia.

Ketua Umum Partai Golkar itu mengungkapkan, potensi ekonomi digital akan meningkatkan nilai tambah terhadap PDB nasional sebesar US$ 150 miliar  pada tahun 2025.

“Ini akan menjadi peluang bagi 17 juta tenaga kerja yang tidak buta terhadap teknoogi digital. Dan, inilah yang kami dorong agar ekonomi digital terus berkembang, sehingga bisa ditangkap oleh pelaku industri kecil dan menengah (IKM) kita,” ujarnya.

Apalagi, pemerintah menargetkan terciptanya 1.000 technopreneur pada tahun 2020, dengan valuasi bisnis mencapai US$100 miliar dan total nilai e-commerce sebesar US$130 miliar .

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: