Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menarik! Inilah 3 Prediksi Sektor Teknologi di Indonesia

Menarik! Inilah 3 Prediksi Sektor Teknologi di Indonesia Kredit Foto: Unsplash/Clem
Warta Ekonomi, Jakarta -

Catcha Group, perusahaan teknologi di Asia Tenggara, memprediksi tiga hal baru di sektor teknologi Indonesia. Prediksi itu diluncurkan pada konferensi teknologi Wild Digital 2018 yang digelar di Jakarta, Kamis (6/12/2018).

CEO dan Co-Founder Catcha Group, Patrick Grove, merasa terpukau dengan peningkatan investasi yang terjadi di Indonesia sejak Wild Digital di Jakarta pada 2017. Ia menyebutkan ada lebih dari US$10 juta investasi yang diterima oleh bisnis-bisnis di Jakarta.

"Kekuatan ASEAN tidak dapat dikalahkan dan Indonesia sedang berada di garis terdepan. Hal itu dibuktikan dengan tiga prediksi baru kami untuk Indonesia," papar Patrick.

Pendanaan di Indonesia akan melebihi pendanaan di Singapura

Para pemimpin pasar Indonesia berhasil berinvestasi sekitar US$20 miliar, mendekati jumlah unicorn Singapura dengan nilai US$22 miliar. Dengan adanya target penambahan unicorn pada 2019, Indonesia diprediksi akan mengambil alih status Singapura sebagai pemimpin pasar Asia Tenggara. Dalam pidatonya di pembukaan konferensi, Patrick menjelaskan populasi internet di Indonesia jadi salah satu faktor pendukung yang akan memperkuat prediksi itu.

"Indonesia memiliki 133 juta pengguna internet, lebih banyak dari pada jumlah pengguna internet di Amerika Serikat dan Eropa," sebutnya.

Lebih lanjut, Singapura yang pengguna internetnya hanya berjumlah lima juta mengalami penurunan dalam pendanaan seri C. Sementara, pendanaan seri C Indonesia mengalami tren kenaikan.

Akan muncul 2 unicorn baru dari sektor fintech dan healthcare sebelum akhir 2020

Berdasarkan data yang dipaparkan Catcha, investor lokal dan asing memindahkan uang mereka dari e-commerce ke kedua sektor tersebut. Dengan rincian investasi sebagai berikut: 64% pada fintech dan 29% pada healthcare (lokal); serta 70% pada fintech dan 20% pada healthcare (asing). Sementara, dana untuk e-commerce dari investor lokal hanya berjumlah 43% dan investor asing sebesar 60%.

"64% warga Indonesia yang berumur 25 tahun atau lebih tidak memiliki rekening bank. Ini merupakan peluang besar untuk perkembangan fintech. Sementara, pendanaan healthcare di Asia telah mencapai US$3,3 miliar dalam 107 transaksi. Indonesia menjadi pangsa pasar tertinggi kedua setelah Singapura," jelas Patrick lagi.

Indonesia memiliki pangsa terbesar 'Nexicorn' di dunia

Ekonomi internet Indonesia dinilai yang terbesar dan tercepat pertumbuhannya di wilayah Asia Tenggara. Saat ini ada sekitar 133 juta pengguna internet di Indonesia. Dengan jumlah itu, pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia diprediksi akan mencapai US$100 miliar pada 2025.

Patrick berujar jumlah perusahaan di Indonesia pada tingkat pertama pendanaan telah meningkat lebih dari 300% dibandingkan pada 2012. Hal itu menunjukkan berkembangnya minat investor di negara tersebut.

Untuk menutup pidatonya, Patrick mengutarakan keyakinannya mengenai peluang munculnya banyak unicorn di masa mendatang. Apalagi, Singapura diprediksi akan memiliki populasi middle class yang lebih kecil pada 2025. Berbanding terbalik dengan Indonesia yang akan memiliki populasi middle class terbanyak di tahun itu. Menurutnya, akan banyak startup inovatif yang diciptakan oleh para pelaku bisnis berbasis teknologi di Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: