Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

IE-CEPA Diteken Minggu Depan, Semangat Bisnis Swiss Meningkat

IE-CEPA Diteken Minggu Depan, Semangat Bisnis Swiss Meningkat Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Forum Bisnis dengan topik Enhancing Business Relations under Indonesia European Free Trade Agreement (IE-CEPA) yang diadakan KBRI Bern Senin (10/12/2018) lalu, dihadiri puluhan pengusaha Swiss. Mereka berasal dari berbagai sektor, antara lain konstruksi, jasa asuransi, farmasi, perbankan, industri senjata, telekomunikasi, perhotelan, industri makanan, dan lainnya.

Duta Besar RI Bern, Muliaman D Hadad dalam sambutannya menyatakan Indonesia dan negara EFTA akan menghilangkan ribuan tarif untuk memperlebar akses pasar untuk kedua pihak.

"Sekitar 98% tarif line masuk dari Indonesia dan negara EFTA akan dikurangi. Hilangnya trade barriers ini juga didukung oleh meningkatnya efektifitas berbisnis di Indonesia. Peringkat Indonesia dalam kemudahan berbisnis juga terus meningkat," ujar Muliaman.  

Ketua Swiss Cham Indonesia, Luthfi Mardiansyah mengatakan, ekosistem Swiss di Indonesia sudah dikenal sejak lama dengan hadirnya sebanyak 152 perusahaan Swiss sejak belasan tahun. Keberadaan SwissCham Indonesia yang baru dibentuk tahun ini akan mempermudah aktivitas bisnis dunia usaha Swiss di Indonesia dan sebaliknya.

"Dengan IE-CEPA, Swiss Cham diharapkan akan berperan dalam meningkatkan volume bisnis kedua negara," kata Lutfhi.

Untuk sektor investasi, Direktur fasilitas daerah BKPM Nurul Ichwan mengungkapkan, Swiss adalah investor ketiga terbesar dari Eropa di Indonesia. Industri kimia dan farmasi mendominasi investasi Swiss di Tanah Air. Dengan IE-CEPA, fasilitasi investasi akan lebih banyak dengan proses yang lebih mudah, sehingga investasi Swiss di sektor lain bisa meningkat.

Sementara Angela Di Rosa dari Swiss Global Enterprises (S-GE) menyatakan bahwa inilah saatnya memperluas penetrasi pasar oleh kedua pihak.

"Tentu akan ada kendala dalam berbisnis di Indonesia, namun banyak partner bisnis Indonesia yang memiliki etik berbisnis yang tinggi dan dapat diandalkan. Swiss ecosystem seperti Swiss Business Hub dan Swiss Cham Indonesia akan memberikan fasilitasi pada dunia usaha kedua pihak," ungkap Angela.

Lebih lanjut Angela menyatakan, market entry cost Indonesia relatif mahal, namun keuntungan untuk jangka menengah dan panjang dapat diperkirakan.

Atase Perdagangan KBRI Brussels, Ari Indarto dan Atase Perdagangan PTRI Jenewa, Franciska sebagai pembicara berikutnya mengatakan, hubungan dagang Indonesia dan Swiss yang sangat lama, IE-CEPA akan menyediakan lompatan besar dalam memperluas hubungan itu.

Dalam sesi tanya jawab, sejumlah hadirin menanyakan berbagai hal terkait potensi bisnis di Indonesia, mekanisme tender proyek, proses investasi, pembiayaan investasi infrastruktur, regulasi terkait perdagangan, dan investasi.

Seorang anggota Swiss Asian Chamber of Commerce asal Indonesian, Jesse Ng mengungkapkan keberhasilannya dalam membangun usaha di Swiss selama belasan tahun. Sektor usaha yang digeluti Jesse adalah konsultan bisnis. Seorang pengusaha asal Swiss juga mengungkapkan kesuksesannya mendirikan perusahaan manufaktur di Indonesia yang telah berjalan bertahun-tahun.

Muliaman menjelaskan, kegiatan ini merupakan upaya KBRI Bern untuk mensosialisasikan keberadaan IE-CEPA kepada dunia usaha Swiss dan manfaat yang diperoleh dari perjanjian ini. Kegiatan serupa juga akan diadakan di Indonesia bekerja sama dengan Kadin dan Swiss Cham agar dunia usaha Indonesia mengerti akan keuntungan IE-CEPA untuk memperluas jangkauan bisnisnya di Swiss.

"Menurut sebuah penelitian, dari lebih 400 FTA yang ditandangani di berbagai belahan dunia, hanya sekitar 30% yang telah dimanfaatkan. Kendalanya antara lain ketidakmengertian dunia usaha atas manfaat perjanjian karena tidak disosialisasikan dengan baik," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: