Bank Dunia (World Bank) menilai prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap cukup positif dan stabil. Hal ini didorong fundamental ekonomi makro dan permintaan domestik yang kuat. Untuk itu, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2019 di angka 5,2%. Angka itu lebih rendah dari target pemerintah sebesar 5,3%.
Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, Rodrigo A Chaves, mengatakan konsumsi pemerintah diperkirakan akan tetap kuat seiring berlanjutnya reformasi dan pertumbuhan pendapatan sehingga menciptakan ruang untuk konsolidasi fiskal.
“Investasi juga diharapkan menguat karena investor terus mengambil keuntungan dari kondisi pembiayaan domestik yang masih mudah, khususnya pada paruh kedua tahun ini ketika ketidakpastian politik berkurang,” kata Rodrigo di Jakarta, Kamis (13/12/2018).
Namun, lanjut dia, risiko turunnya proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap besar. Ketegangan perdagangan global antara Amerika Serikat dan Tiongkok telah mereda tetapi dapat kembali jika negosiasi yang sedang berlangsung gagal mencapai kesepakatan.
“Kembalinya ketegangan akan membawa risiko besar bagi Indonesia dengan adanya sektor eksternal yang lebih lemah dan harga komoditas yang rendah. Siklus pengetatan Federal Reserve AS juga meningkatkan risiko arus keluar modal dan gejolak keuangan di antara negara-negara berkembang, termasuk Indonesia,” tambahnya.
Untuk itu ia mendorong pemerintah untuk meningkatkan ekspor dan investasi asing langsung untuk menambah produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Langkah ini juga sekaligus dapat membuat Indonesia menjadi lebih kompetitif secara global.
“Kami merekomendasikan tiga langkah kepada pemerintah. Pertama pemerintah kembali menurunkan hambatan impor meliputi hambatan tarif dan non tarif yang mengakibatkan harga lebih tinggi bagi konsumen dan perusahaan serta membuat perusahaan kurang kompetitif,” ujarnya.
Langkah kedua yakni mempercepat finalisasi perjanjian-perjanjian perdagangan bebas yang dapat mempercepat reformasi kebijakan dan meningkatkan akses pasar bagi produk Indonesia.
“Terakhir mengurangi hambatan-hambatan utama bagi investor asing,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: