Ratusan anak korban terdampak tsunami Selat Sunda yang mengungsi di kawasan perbukitan dekat pesisir Kabupaten Lampung Selatan menjalani terapi Layanan Dukungan Psikososial (LDP) dari Kementerian Sosial Republik Indonesia.
Anggota tim lapangan LDP, Asep Subarkah, mengatakan bahwa layanan ini bertujuan untuk mengurangi dampak dari ketakutan yang dialami oleh anak-anak pascatsunami.
Dia menyebutkan, untuk mereduksi ketakutan anak-anak tersebut harus dilakukakn pendampingan supaya aktivitas keseharian mereka dapat berjalan dengan normal.
Ade mencontohkan, pendampingan yang dilakukan adalah dengan membuat mereka kembali pada kehidupan mereka sehari-hari, seperti menyanyi, mengobrol, bermain, belajar serta hal-hal yang biasa mereka lakukan.
"Kami akan petakan lagi kegiatan harian anak-anak di sini apa, seperti sore hari biasanya mereka mengaji, nanti kita akan adakan pengajian," katanya pula.
Ia menjelaskan, ingatan pada rasa ketakutan dan mimpi buruk pada tahap awal bencana itu wajar dialami mereka karena tidak bisa hilang begitu saja dari ingatan mereka.
"Normalnya ketakutan akan peristiwa itu akan berlangsung selama dua minggu, namun tidak dengan ingatan," ujarnya pula.
Menurutnya, ingatan mengenai suatu kejadian besar atau penting bagi seseorang tidak mudah hilang, bahkan akan terbawa hingga usia tua nanti, sehingga menjadi pengalaman traumatis.
Karena itu, katanya lagi, dengan diadakan pendampingan dan layanan terapi psikososial ini bukan untuk menghapus ingatan mereka, melainkan untuk mereduksi ingatan yang dialami mereka bukan lagi sebagai sebuah ketakutan namun menjadi sebuah kekuatan serta hal-hal yang positif.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: