Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

5 Pembelajaran yang Bantu Berikan Perspektif Bisnis

5 Pembelajaran yang Bantu Berikan Perspektif Bisnis Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Elizabeth Kim pernah berkata, "Kami berjuang melalui 10.000 sukacita dan 10.000 kesedihan dalam hidup kami". Mungkin dia lupa menambahkan bahwa menjadi wirausahawan akan memberi Anda 10.000 set emosi tambahan.

Dari perjalanan yang bergantian antara keraguan, ketakutan, kegagalan, kepuasan dan kesuksesan, kewirausahaan adalah pusaran emosi. Pengusaha sering dianggap sebagai pengganggu dan penentu dunia. Namun, ada banyak hal yang terjadi di balik layar yang mengubah wirausahawan sebelum ia mulai mengubah dunia.

Berikut adalah beberapa pembelajaran yang dapat membantu dalam memberikan perspektif:

1. Tetap seimbang

Membangun startup adalah rollercoaster emosional dan Anda pasti akan menghadapi banyak gangguan di sepanjang jalan. Pada saat yang sama, segala sesuatu yang Anda bangun tidak terhindarkan menjadi pribadi karena telah tumbuh dari dalam diri Anda. Di sinilah seorang pengusaha harus belajar melepaskan diri dari emosinya dan menjauhkan egonya dari bisnis. Ini mungkin menantang, tetapi Anda akan segera menyadari bahwa melihat masalah secara objektif membuat mereka relatif lebih mudah untuk dipecahkan daripada melihatnya secara emosional.

2. Membangun budaya perusahaan dimulai dari hari pertama

Ketika startup tumbuh melampaui pendiri, budaya perusahaan menjadi perpanjangan langsung dari kepribadian pengusaha. Pengusaha identik dengan membangun produk. Namun, sebagian besar perjalanan wirausahawan berjalan dalam membangun dan mengelola timnya.

Semangat individu tidak dapat dibeli tetapi harus ditanamkan, dan seorang pengusaha harus memimpin proses ini. Dalam mengejar pelanggan, investor, dan pendapatan, mudah untuk mengabaikan atau menurunkan prioritas budaya. Namun, budaya adalah aset tidak berwujud yang tidak hanya membawa bakat baru tetapi juga membuat karyawan termotivasi melalui semua posisi terendah.

3 . Menyeimbangkan pengalaman pelanggan vs. pertumbuhan

Sebuah startup selalu haus akan pertumbuhan eksponensial dan para wirausahawan selalu agresif dalam hal ekspansi. Namun, pertumbuhan harus diukur terhadap biaya di mana ia terjadi. Jika biayanya mencakup pengalaman pelanggan atau kualitas produk, pertumbuhannya akan semakin merusak dalam jangka panjang. Pertumbuhan yang berkelanjutan hanya dapat dicapai dengan standarisasi lintas produk, layanan, dan kualitas.

4. Pekerjakan orang yang tepat, bukan orang terbaik

Visi wirausahawan tergantung pada tim yang ia bangun. Dalam mencari talenta terbaik, para pendiri sering kali berfokus pada pengalaman dan prestasi masa lalu. Namun, bekerja di perusahaan rintisan membutuhkan pola pikir dan sikap lebih penting daripada bakat. Ketika Anda membangun produk atau ide dari awal, seringkali tidak ada struktur atau proses. Selama periode ini, Anda harus siap untuk membuat tangan Anda kotor, mengulangi dan gagal. Di sinilah pengambilan keputusan pengusaha dan kemampuan untuk menemukan pola pikir kewirausahaan ikut bermain.

5. Cara terbaik untuk mengenal pelanggan Anda adalah bertemu mereka

Data dapat membantu Anda menangkap profil pelanggan Anda, tetapi jika Anda benar-benar ingin memahami emosi pelanggan Anda, Anda harus bertemu dengan mereka. Pengalaman melihat pelanggan Anda menggunakan produk Anda secara langsung adalah pengalaman yang memperkaya dan Anda akan terkejut dengan ide-ide yang bisa ditimbulkannya.

Para pendiri harus meninggalkan kantor mereka dan mencoba menghabiskan sebanyak mungkin dengan pelanggan mereka. Seiring waktu, Anda akan menyadari bahwa pelanggan tidak hanya menambah pendapatan, tetapi juga menciptakan produk Anda dengan umpan baliknya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: