Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Demokrat Sebut Debat Pilpres Hanya Pura-Pura, Alasannya Mengagetkan

Demokrat Sebut Debat Pilpres Hanya Pura-Pura, Alasannya Mengagetkan Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengurus DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengkritik format debat kandidat capres-cawapres yang akan diterapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) 17 Januari mendatang.

Ferdinand menganggap, paslon tidak perlu diberikan pertanyaan beberapa hari sebelum debat dilaksanakan. Sebagaimana diketahui, KPU akan memberikan puluhan pertanyaan dari panelis kepada paslon beberapa hari sebelum debat dilaksanakan. Bahkan saat debat, moderator hanya mengajukan tiga dari puluhan pertanyaan yang diberikan.

"Memberikan daftar pertanyaan seminggu sebelum debat sama saja menjadikan debat ini sebagai ajang lomba menghafal," ujarnya di Jakarta, Minggu (6/1/2019).

Ia menambahkan, debat pilpres adalah ajang untuk mengukur wawasan, pemahaman, dan kapasitas para kontestan yang mana merupakan calon pemimpin bangsa. Karenanya, Ferdinand menganggap KPU merusak esensi debat ketika mengirimkan pertanyaan beberapa hari sebelumnya.

"Anak SD saja mau ujian tidak dikasih soal dan dilarang bawa contekan. Masa capres-cawapres kalah sama anak SD?," katanya.

"Yang pasti KPU tak mampu menjaga kualitas pilpres ini dengan baik untuk menghasilkan pemimpin yang baik, berwawasan dan mampu mengurus negara ini ke depan," lanjutnya.

Menurutnya, segala hal yang akan muncul dalam debat tidak boleh dibeberkan terlebih dahulu, kecuali tema. Karena itu ia menganggap debat nanti hanya akan menjadi ajang pura-pura debat lantaran paslon sudah mengetahui yang akan ditanyakan moderator.

"Alasan dari 10 pertanyaan tapi yang akan ditanya cuma 3 itu kan alasan tak bermutu. Kalau sudah dibuka itu namanya pura-pura debat, pura-pura ditanya," imbuhnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: