PT Pertamina (Persero) melaksanakan lifting perdana minyak mentah (crude oil) bagian PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) di Blok Rokan, yang akan diolah di kilang minyak dalam negeri milik Pertamina. Selama ini, minyak mentah bagian Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), seperti PT CPI sebagian besar diekspor, sementara di sisi lain Pertamina masih harus mengimpor minyak mentah dan kondensat sekitar 342.000 barel per hari.
Dengan terbitnya Permen ESDM Nomor 42 Tahun 2018, maka minyak mentah bagian KKKS diprioritaskan untuk dijual ke Pertamina dan diolah di kilang minyak dalam negeri. Minyak mentah jenis Sumatran Light Crude (SLC) dan Duri Crude (DC) yang dihasikan Blok Rokan, sesuai dengan konfigurasi Kilang Minyak Pertamina, sehingga dapat meningkatkan yield of valuable products di Kilang Pertamina. Dalam tahap awal, untuk periode Januari-Juni 2019, estimasi volumenya diperkirakan mencapai 2,5 juta barel per bulan.
Lifting perdana diresmikan dengan simbolis penekanan tombol lifting di Pelabuhan Wharf 1 Area Operasi Rokan PT CPI oleh Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Parulian Sihotang, VP Supply Export Operation PT Pertamina (Persero) Agus Witjaksono, Tenaga Ahli Menteri ESDM Sampe L Purba, dan Senior VP PGPA PT CPI Wahyu Budiarto.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati menjelaskan, Pertamina akan mengupayakan menyerap semaksimal mungkin minyak mentah bagian KKKS untuk memenuhi kebutuhan kilang dalam negeri, sehingga dapat mengurangi impor minyak mentah. Untuk pembelian minyak mentah dari lapangan Blok Rokan, lifting perdana dilakukan hari ini, Selasa (15/1/2019).
Lebih lanjut Nicke menambahkan, sejak terbitnya Permen ESDM Nomor 42 Tahun 2018 pada awal September 2018, telah tercapai kesepakatan antara Pertamina dengan beberapa KKKS, salah satunya yang pertama dan terbesar adalah PT CPI. Kebijakan pemerintah yang memprioritaskan penggunaan minyak mentah dari dalam negeri untuk diolah di kilang dalam negeri sangat penting sebagai upaya memenuhi ketahanan energi nasional.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada PT CPI atas tercapainya kesepakatan ini. Hubungan dan kerja sama B2B antarkedua belah pihak diharapkan semakin erat," ujar Nicke.
Dengan pembelian minyak mentah dari lapangan Blok Rokan ini, tambah Nicke, Pertamina akan memasok kebutuhan minyak mentah SLC dan DC yang akan diolah di Kilang Pertamina, selain Kasim–Sorong.
"Kami mengacu pada arahan pemerintah dan telah menyampaikan proposal menyatakan minat kepada seluruh KKKS untuk membeli jatah minyak mentah mereka. Pembelian dilakukan berdasarkan prinsip business to business," ungkap Nicke.
Presiden Direktur PT CPI, Albert Simanjuntak mengatakan, Blok Rokan merupakan produsen minyak mentah terbesar di Indonesia dan kerangka kerja sama ini memberikan manfaat bagi semua pihak, termasuk pemerintah dan rakyat Indonesia.
"Dengan adanya kerja sama ini, maka kami secara resmi menerapkan peraturan penjualan minyak mentah bagian kontraktor untuk kebutuhan domestik," disampaikan Albert Simanjuntak.
Pembelian minyak mentah PT CPI dari Blok Rokan oleh Pertamina ini selain menjalankan Permen ESDM 42 Tahun 2018, yakni pengutamaan pemenuhan kebutuhan dalam negeri oleh Pertamina merupakan hal yang memperkuat implementasi Domestic Market Obligation yang selama ini sudah diterapkan pada industri hulu migas Indonesia.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto menjelaskan, di tengah semakin meningkatnya konsumsi minyak dalam negeri, SKK Migas akan terus mendorong upaya Pertamina untuk mengurangi impor dengan melakukan pembelian minyak mentah yang diproduksi dari lapangan-lapangan minyak Indonesia sendiri, yang dioperasikan KKKS.
"Pemanfaatan minyak mentah dari hasil lapangan-lapangan di Indonesia merupakan langkah yang bagus untuk dapat menurunkan impor minyak mentah, sehingga dapat memperbaiki neraca perdagangan berjalan. Diharapkan KKKS lain akan mengikuti langkah ini, menjual minyak mentah bagiannya ke Pertamina, dengan tetap mengedepankan prinsip business-to-business yang baik, serta tetap mengoptimalkan penerimaan negara," ungkap Dwi.
Selain dengan PT CPI, Pertamina telah melakukan kesepakatan dengan KKKS lain, seperti RH Petrogas Limited, PT SPR Langgak, PetroChina International Jabung Ltd, PT Bumi Siak Pusako, SAKA Pangkah Indonesia Ltd, PT Energi Mega Persada Tonga, Petronas Carigali Ketapang I Ltd, Husky CNOOC Madura Ltd, dan PT Energi Mega Persada Tbk.
Seluruh upaya ini dapat mengurangi impor minyak mentah dan kondensat sekitar 115.000 barel per hari dan diharapkan dapat mengurangi pembelian impor menjadi 250.000 barel per hari.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: