Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

ATM Jadi Kunci Sukses Bisnis Lapis Bogor

ATM Jadi Kunci Sukses Bisnis Lapis Bogor Anggara Jati dan Riska Wahyu adalah pasangan suami istri berusia 30-an tahun adalah founder dan owner Lapis Bogor Sangkuriang i | Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jadi pengusaha sukses menjadi impian oleh kebanyakan orang. Tapi takut untuk memulai dan tidak  tahu bagaimana caranya menjadi kendala utama sesorang untuk jadi pengusaha. Untuk memotovasi cerita founder Lapis Bogor Sangkuriang ini mungkin bisa menginspirasi kita. 

Anggara Jati dan Riska Wahyu adalah pasangan suami istri berusia 30-an tahun adalah founder dan owner Lapis Bogor Sangkuriang itu. Mereka mengaku berkat modal usaha Rp500 ribu tujuh tahun lalu, usaha mereka kini sudah beromset ratusan miliar per tahun. Produknya yang lain adalah Bolu Susu Lembang, Bakpia Kukus Tugu dan Lapis Kukus Surabaya. 

Bagaimana mereka sukses, menurut Anggara Jati itu diawali dengan keberanian dalam membuka bisnis. Sempat gagal beberapa kali dari beberapa usahanya seperti bakso, tapi bangkit lagi sampai akhirnya menemukan bisnis kue itu. 

Produk kue itu ditemukan berkat menerapkan prinsip ATM (amati tiru modifikasi). Produk-produknya tak lain adalah makanan tradisional di beberapa daerah, tapi dimodifikasi sedemikian rupa, seperti Bakpia yang biasanya dipanggang oleh mereka dikukus. 

"Mau usaha tapi produknya apa, intinya ATM, tapi jangan ATP (amati tiru plek)," ujar Anggara, dalam kesempatan CEO Biztalk yang digelar SBM ProIndonesia di Jakarta (24/1/2019). 

Keberhasilan itu juga tak lepas dari peran partner bisnis. Partner bisnisnya yang utama menurut Anggara adalah istrinya sendiri. Dia mengibaratkan, kalau Anggara sebagai gas atau semangat yang tinggi, istrinya sebagai rem yang mengatur bisnis mereka. 

Riska Wahyu menambahkan, agar bisnisnya terus tumbuh, mereka terus menginvestasikan untuk kepentingan bisnis mereka agar terus menjadi besar. Seperti berekspansi ke Surabaya dan Yogyakarta, serta membeli alat-alat produksi. 

Menurut Anggara lagi, keberhasilan mereka juga tidak lepas dari bimbingan dan mentor para ahli. Diketahui mereka adalah jebolan SBM Pro Indonesia, sebuah lembaga pelatihan dan akselerasi bisnis. Dari sini mereka mendapatkan pelatihan manajerial, akuntansi dan ilmu lainnya yang dibutuhkan untuk memperbesar bisnis mereka. 

Sementara itu, Taufan CEO dari SBM ProIndonesia mengatakan, biasanya penguasanya punyanya semangat dan keberanian, tapi kadang kemampuan manajerial lemah. Jadi yang dibutuhkan pendamping atau mentor, dari sisi manajerial, produksi. Pemasaran, ataupun keuangan. 

Dari SBM sendiri, melihat banyak pengusaha di Indonesia membutuhkan training dan pendampingan bisnis. Keterbatasan biasa dan akses, berikan akses tu secara sosial. Agar seluruh enterpreneur dapat akses mudah dan terjangkau.

"Mentor yang dibutuhkan adalah yang punya keahlian. Di SBM ProIndonesia ada 80 mentor yang juga datang dari latar belakang pengusaha," jelas Taufan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: