Kata siapa penyandang disabilitas tidak bisa memiliki pekerjaan yang layak seperti orang normal lainnya? Hal itu juga sudah diatur dalam undang-undang ketenagakerjaan
Kesamaan hak memperoleh pekerjaan bagi penyandang disabilitas ini dipertegas dalam UU No. 8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas. Undang-undang ini dijadikan sebagai landasan operasional dalam mewujudkan penyandang disabilitas yang sejahtera dan mandiri.
Beberapa restoran ini juga menunjukkan bahwa penyandang disabilitas tidak patut untuk diremehkan. Pasalnya, ada 5 restoran yang mempekerjakan difabel di dalam restoran mereka, dan terbukti bahwa restoran tersebut tetap berjalan normal dan dapat dikatakan berhasil.
Melansir dari Reader’s Digest (29/1/2019) berikut ulasan kelima restoran yang secara sengaja mempekerjakan penyandang disabilitas, simak baik-baik:
Hugs Cafe: McKinney, Texas
Ruth Thompson pernah memiliki visi untuk membuat kafe nirlaba yang akan dijalankan dan dioperasikan terutama oleh orang dewasa dengan kebutuhan khusus. Impiannya pun terwujud, Thompson mampu mendirikan Hugs Café dengan memberdayakan difabel melalui pelatihan sebelum mempekerjakan mereka di sana.
Sebelum mendirikan Hugs Café, Thompson bekerja dalam komunitas kebutuhan khusus. "Pada 2012, ketika bersiap-siap untuk pensiun, saya bermimpi dua malam berturut-turut di sebuah restoran yang mempekerjakan orang dewasa dengan kebutuhan khusus melakukan setiap pekerjaan di sana," katanya.
Dengan kerja keras, semangat yang kuat dan tim yang luar biasa, Hugs Café pun mampu berdiri pada tahun 2015.
"Hugs Café sekarang jauh lebih dari sekadar pekerjaan bagi 23 rekan tim kami," kata Thompson, “kami telah menciptakan lapangan kerja yang berarti dan rasa komunitas yang luar biasa di dalamnya.”
Chez Mélange: Redondo Beach, California
Bahan-bahan segar yang dijual di Chez Melange adalah hasil tanam dari siswa berkebutuhan khusus di Seed to Plate. Para siswa di Seed to Plate bekerja pada transplantasi, membangun rumah kaca, dan menjual sayuran di pasar petani bulanan (terletak di Valmonte Early Learning Academy di Palos Verdes).
Nancy Lemargie, manajer kebun tersebut merupakan ahli hortikultura, dan seorang guru. Ia mengatakan, "bekerja di taman menenangkan para siswa dan mengajarkan mereka untuk mengurus sesuatu."
Dia menambahkan bahwa pekerjaan kebun adalah kegiatan yang hebat bagi siswa yang berkebutuhan khusus.
Howdy Homemade: Dallas, Texas
Ini bukan seperti toko es krim pada umumnya. Tidak hanya memiliki peringkat bintang lima pada Yelp, tetapi Howdy Homemade dijalankan oleh individu dengan sindrom Down dan autisme.
Tom Landis, pendiri Howdy Homemade, mengatakan, "Kami mencoba untuk memberikan contoh menghancurkan mitos mempekerjakan orang dengan kebutuhan khusus."
Ia percaya bahwa sebuah restoran dengan karyawan non-disabilitas akan memiliki pergantian karyawan yang lebih tinggi dan kualitas yang lebih rendah.
“Mempekerjakan individu penyandang cacat mungkin membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk dilatih, tetapi Anda sudah lama memilikinya,” kata Landis.
Dia percaya bahwa toko es krim adalah tempat yang sempurna bagi difabel untuk belajar dan tumbuh karena Anda tidak mencari kecepatan, tetapi keramahan. "Harapan saya adalah bahwa semua orang mencuri ide saya," katanya.
Vinny & Bay’s Coffee and Eatery: Panama City, Florida
"Banyak orang merencanakan liburan mereka untuk datang ke kedai kopi ini," kata pemilik kafe Kara Rigby.
Vinny & Bay’s Coffee and Eatery didirikan dengan tujuan untuk memberikan pekerjaan pada difabel, salah satunya adalah Baylee, teman putrinya Rigby. Tujuan lainnya adalah menjadi tempat pelatihan bagi individu seperti Baylee.
Beberapa pekerja difabel setelah bekerja di Vinny & Bay's, kemudian dapat beralih ke tempat kerja biasa. Rigby telah melihat perubahan tidak hanya dengan setiap karyawan tetapi juga dengan pelanggan.
Rigby mengatakan, “Karyawannya memiliki jauh lebih banyak kemampuan daripada kecacatan. Mereka mencintai tanpa syarat, dan itu mengubah seluruh lingkungan dan bisnis.”
Rigby percaya bahwa menggabungkan bahkan hanya satu atau dua penyandang disabilitas ke dalam bisnis dapat mengubah seluruh atmosfer menjadi lebih baik.
Bloom Café: St. Louis, Missouri
Yang terakhir adalah Bloom Café, restoran ini ingin membantu memecahkan salah satu penghalang terbesar bagi kemandirian para penyandang cacat, yakni kurangnya kesempatan kerja yang signifikan.
Kafe ini menawarkan kurikulum tiga langkah untuk penyandang cacat: program pelatihan berbasis keterampilan 12 minggu, magang berbayar di Bloom Café atau perusahaan mitra, dan bantuan penempatan kerja.
"Benar-benar ada tempat untuk semua orang di bisnis perhotelan, namun tidak semua industri menawarkan itu," kata Direktur Kuliner Kafe tersebut, Joe Wilson.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar
Tag Terkait: