Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mantul! Pemerintah Serius Berantas Kemiskinan Lewat Bansos

Mantul! Pemerintah Serius Berantas Kemiskinan Lewat Bansos Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan materi saat kegiatan International Textile Manufacturers Federation (ITMF) Annual Conference 2017 di Nusa Dua, Bali, Jumat (15/9). Pertemuan yang diinisiasi ITMF bekerja sama dengan Asosiasi Pertekstilan Indonesia tersebut membahas perkembangan industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) dunia untuk kepentingan dan kebutuhan anggota ITMF. | Kredit Foto: Antara/Fikri Yusuf
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah serius memerangi kemiskinan dan ketimpangan dengan komitmen yang diwujudkan melalui peningkatan anggaran bantuan sosial maupun target sasaran.

"Kebijakan peningkatan anggaran untuk bantuan sosial merupakan bukti nyata dari komitmen pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, khususnya masyarakat lapisan bawah," kata Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Sabtu (2/2/2019).

Airlangga hadir pada acara penyaluran bantuan sosial non tunai Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di GOR Parung Bogor, Jumat (1/2).

"Salah satu program bantuan sosial yang berkontribusi besar terhadap penurunan angka kemiskinan adalah Program Keluarga Harapan (PKH) yang terintegrasi dengan program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau Rastra," kata Airlangga.

Pemerintah meningkatkan anggaran PKH dari hanya Rp5,6 triliun pada 2014 menjadi Rp34,4 triliun di 2019. Badan Pusat Statistik (BPS) pada pertengahan Januari 2019 merilis bahwa angka kemiskinan di Indonesia kembali turun dari 9,82 persen ke 9,66 persen.

Airlangga menyatakan, bahwa ada empat faktor yang membuat PKH efektif dalam menurunkan angka kemiskinan. Pertama, PKH memberikan perlindungan sosial bagi masyarakat miskin pada aspek pendapatan dan konsumsi atau kebutuhan dasar.

Dengan bantuan PKH dan BPNT, Kelompok Penerima Manfaat (KPM) bisa membeli kebutuhan pokok pangan yang berkualitas, baik dan kebutuhan sekolah anak dengan harga yang murah, sehingga kesehatan dan gizi keluarga lebih terjaga.

KPM juga dapat membeli kebutuhan sekolah anak sehingga pendidikan anak lebih terperhatikan. Yang terpenting, anak tumbuh sehat dan terhindar dari gizi buruk atau stunting.

Faktor kedua, PKH melalui para Pendamping, harus mampu mendorong perubahan pola pikir dan perilaku KPM PKH untuk lebih memperhatikan pendidikan, kesehatan dan kemandirian ekonomi keluarga. Karena itu, dibutuhkan komitmen dan kesungguhan seluruh penerima bantuan sosial untuk mengikuti program ini dengan baik sehingga kedepannya taraf hidup KPM meningkat, lebih sejahtera dan dapat hidup mandiri, ucap Airlangga.

Faktor ketiga, PKH membuka peluang bagi masyarakat untuk terlibat aktif dalam kerja-kerja sosial. Sekaligus membuka puluhan ribu lapangan pekerjaan sehingga berkah Saat ini setidaknya ada 39.625 SDM PKH yang terlibat dalam penyelenggaraan PKH, baik sebagai koordinator, operator, supervisor, pendamping, atau asisten pendamping. Faktor keempat, PKH efektif dalam memerangi kemiskinan karena memiliki indeks bantuan dan jangkauan yang luas agar hidup masyarakat makin cerah.

Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial RI Harry Hikmat yang mendampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa untuk menyesuaikan dengan beban kebutuhan KPM pada aspek kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan sosial, maka indeks bantuan ditingkatkan dan jadwal pencairan PKH pun dimajukan satu bulan lebih awal yaitu Januari, April, Juli, dan Oktober. Jumlah KPM PKH terus bertambah dari 2,79 juta KPM di 2014, kemudian menjadi 3,5 juta pada 2015, bertambah lagi menjadi 5,9 juta di 2016, kemudian menjadi 6,2 juta di 2017, dan sejak 2018 jumlahnya mencapai 10 juta KPM.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: