Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat ekspor Sultra pada Desember 2018 sebesar 93,44 juta dolar AS atau mengalami penurunan sebesar 21,67 persen dibanding ekspor November 2018 yang sebesar 119,29 juta dolar AS.
Kepala BPS Sultra, Mohammad Edy Mahmud, Sabtu (2/2/2019), mengatakan untuk volume ekspor Desember 2018 tercatat 778,43 ribu ton atau mengalami penurunan sebesar 9,02 persen dibanding ekspor November 2018 yang tercatat 855,57 ribu ton.
"Sepanjang 2018 ekspor Sultra tercatat mulai Januari sampai Desember sebesar 1.081,26 juta dolar AS atau naik 182,34 persen (C-to-C) di banding sepanjang tahun 2017 382,96 juta juta dolar," kata Edy.
Edy menjelaskan, ekspor terbesar Sultra yakni besi dan baja yakni 766,24 juta dolar AS atau 70,87 persen, kemudian biji logam, terak dan abu sebesar 268,10 juta dolar AS atau 24,80 persen.
Untuk pangsa pasar ekspor Sultra, lanjut Edy, paling besar di Tiongkok sebesar 819,09 juta dolar atau 75,75 persen, India 138,45 juta dolar atau 12,80 persen dan Korea Selatan 57,42 juta dolar atau 5,31 persen.
"Dari ketiga negara tersebut pangsa pasarnya sebesar 93,87 persen dan pangsa pasar di negara lain hanya 6,13 persen," ucapnya.
Sementara ekspor dari sektor sektor pertanian sebesar 1,15 juta dolar, industri pengolahan 69,99 juta dolar, dan pertambangan 22,30 juta dolar AS.
"Struktur ekspor menurut sektor industri pengolahan menyumbang sebesar 74,59 persen dari total ekspor Januari sampai Desember 2018," terangnya.
Dengan demikian, untuk total ekspor Sultra Januari hingga Desember 2018 mencapai 9.246,10 ribu ton atau senilai 1.081,26 juta dolar AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: