Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

APJI Ramal Produksi Jagung 2019 Kembali Surplus

APJI Ramal Produksi Jagung 2019 Kembali Surplus Petani memanen jagung di Desa Kaleke, Sigi, Sulawesi Tengah, Minggu (10/12). Pemerintah melalui Kementerian Pertanian menargetkan jumlah produksi jagung nasional pada 2018 mendatang mencapai 23,48 juta ton dan akan mampu memenuhi kebutuhan jagung nasional sekitar 19 juta ton pertahunnya. | Kredit Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) Sholahuddin menyebutkan bahwa produksi jagung nasional diperkirakan akan kembali mengalami surplus.

Diproyeksikan, produksi jagung pada tahun ini bisa mencapai 29,93 juta ton dengan angka konsumsi nasional sebanyak 23,25 juta ton.

"Proyeksi ini kami harapkan tidak meleset, apalagi petani sudah mendapatkan bantuan benih jagung yang disalurkan ke 33 provinsi," sebutnya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis (7/2/2019).

Ada beberapa provinsi yang menjadi kontributor utama dalam peningkatan produksi jagung secara nasional. Jawa Timur menyumbang kontribusi sebesar 27,7%, Jawa Tengah 15%, Lampung 8,4%, dan Sulawesi Selatan 7,9%.

Baca Juga: "Ini Prestasi Petani, Setop Ributkan Data Impor Pangan!"

Baca Juga: Amran Yakin Bisa Ekspor 500 Ribu Ton Jagung

Konsumsi jagung terbesar secara nasional digunakan untuk bahan baku industri pangan sebesar 11,1 juta ton. Kemudian bahan baku industri makanan 5,93 juta ton dan bahan baku ternak 4,2 juta ton. Adapun untuk konsumsi rumah tangga angkanya mencapai 405 ribu ton. Sedangkan yang tercecer sekitar 1,5 juta ton.

"Kami harapkan jagung hasil produksi petani kita bisa mencukupi kebutuhan pakan secara nasional. Apalagi petani sudah mendapatkan bantuan pengering jagung," kata Sholahuddin.

Lebih lanjut, dirinya mendukung target pemerintah untuk ekspor jagung sebanyak 500 ribu ton pada 2019. Menurut Sholahuddin, dengan produksi jagung yang diproyeksi surplus, sudah selayaknya kelebihan produksi tersebut dinikmati oleh petani lokal.

"Yang paling merasakan keuntungan ekspor jagung adalah petani. Jika kebutuhan nasional sudah terpenuhi, tidak ada salahnya jika petani turut merasakan keuntungan lebih dengan menjual jagung mereka di pasar mancanegara," tutup Sholahuddin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: