Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekspor Produk IKM Dibidik Tumbuh 10%, Ini Strategi Pemerintah

Ekspor Produk IKM Dibidik Tumbuh 10%, Ini Strategi Pemerintah Pekerja menyelesaikan pembuatan tas kulit ular di Bandung, Jawa Barat, Senin (9/10). Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mitra binaan Bank Indonesia ini dapat memproduksi sepatu kulit ular dan biawak sebanyak 300 pasang, tas 150 macam, jaket, dompet per satu bulan guna memenuhi permintaan pasar dari Korea Selatan, Rusia, Hongkong dan Singapura. | Kredit Foto: Antara/M Agung Rajasa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan ekspor produk industri kecil-menengah (IKM) bisa tumbuh 10%.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih, mengatakan untuk mencapai target tersebut pemerintah akan terus mendorong IKM Indonesia bisa bersaing di tingkat global.

“Targetnya, kami ingin menyasar pasar Amerika dan Eropa karena perekonomian mereka secara fundamental lebih mantap,” ujar Gati Wibawaningsih di Jakarta, Senin (11/2/2018).

Menurut dia, produk IKM memiliki segmentasi pasar yang spesifik karena pasar dari kedua negara tersebut bisa menerimanya.

“Untuk IKM yang produknya segmented, pasar Amerika dan Eropa yang bisa menerima produk lebih spesifik khususnya yang craft,” ungkapnya.

Baca Juga: Jabar Dorong Ekspor Produk Industri Kecil Menengah

Selain produk-produk kerajinan, produk IKM lain yang didorong melakukan ekspor antara lain IKM makanan dan minuman, IKM elektronika, IKM komponen automotif, serta IKM tekstil dan produk tekstil.

Sebelumnya, nilai ekspor kerajinan tahun 2017 mencapai US$776 juta. Angka ini naik 3,8% dari tahun 2016 sebesar US$747 juta. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2015 ada sekitar 695.000 industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur), barang anyaman dari rotan, bambu, serta sejenisnya.

Setiap tahun nilai tambah IKM ini terus melonjak naik. Bila pada 2014 nilai tambah sekitar Rp25,356 triliun, pada 2015 naik menjadi Rp26,743 triliun. Dalam mendukung peningkatan ekspor produk industri digital dan kreatif, Kemenperin membuka kesempatan go international melalui program Asia Entrepreneurship Training Program (AETP) untukmem bina perusahaan rintisan (startup).

Seiring dengan peta jalan Making Indonesia4.0, program pelatihan itu bertujuan mendorong perusahaan rintisan di tanah air untuk bisa bersaing di dunia bisnis global.

“Kami ingin startup Indonesia mendunia serta memperkuat brand Indonesia sebagai negara industri kreatif dan digital,” kata Gati.

Gati mengatakan, startup yang terpilih mengikuti pelatihan adalah mereka menjadi juara dan finalis pada acara Semarak Industri Kecil Menengah (IKM) 2018 yang digelar Kemenperin. Startup yang ikut serta dalam pelatihan terdiri dari berbagai bidang antara lain fesyen, digital, dan kosmetik.

Baca Juga: Sulsel-Sumbar Kolaborasi Pengembangan Industri Kecil Menengah

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: