Saat ini industri kecantikan memasuki Beauty 4.0 atau era digital yang sangat memengaruhi perubahan industri kecantikan. Media sosial (medsos) bukan hanya menciptakan jaringan sosial, tetapi juga akhirnya memunculkan sosial beauty.
Sebagaimana diketahui, medsos merupakan sarana untuk eksistensi dan aktualisasi diri bagi masyarakat. Namun, medsos juga sarana kebebasan berekspresi bagi pengguna untuk menyuarakan opini, aspirasi, pendapatan, komentar, dan kritik. Eksistensi diri seseorang di medsos dapat menimbulkan dampak positif, atau bahkan menuai banyak kritik dari haters. Hal ini tentunya berdampak pula pada sosial dan psikologi seseorang.
Demikian juga di sosial beauty, penampilan seseorang dapat menjadi pujian, sindiran, atau bahkan hujatan. Pada akhirnya hal inilah yang membuat terbentuknya tuntutan baru di dunia estetika.
Beauty 4.0 kini tidak lagi fokus pada sudut pandang dokter, dan tidak lagi terikat pada sudut pandang dan keinginan individu saja, yang berorientasi pada satu atau dua dimensi, namun multidimensi. Di era ini, kecantikan terikat pada banyak faktor, pada opini orang lain, kesadaran sosial hingga opini publik, yang berorientasi pada fisik dan emosi individu.
Baca Juga: Turut Hadapi Revolusi Industri 4.0, Begini Perkembangan Industri Kecantikan
Founder dan President Director Miracle Aesthetic Clinic Group, Lanny Juniarti mengungkapkan, beberapa tahun lalu, dokter akan memberikan arahan mana perawatanyang tepat bagi klien. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka mempunyai keinginan untuk mengikuti tren yang sedang terjadi.
"Sebagai seorang ahli di bidang estetika, kami harus dapat menyarankan perawatan apa yang tepat untuk memenuhi keinginan klien dengan tetap memilki kekhasan tampilan wajahnya, menjadi versi terbaik dari dirinya," ungkapnya.
Sehingga, lanjutnya, rasa percaya diri mereka semakin bertambah. Namun, tidak cukup sampai di situ, perlu juga memahami apakah perawatan kecantikan yang dilakukan dapat memberikan dampak yang baik pada kehidupan sosial mereka. Jangan sampai, misalnya wajah pelanggan malah menjadi bahan hujatan orang lain, seperti tidak proporsional maupun terlihat aneh.
Ia juga menegaskan, tujuan dari Beauty 4.0 ialah bagaimana para praktisi dapat memenuhi keempat dimensi tersebut yang merupakan sebuah tantangan.
"Bagaimana kami menyempurnakan tampilan wajah sesuai versi terbaiknya, namun tetap terlihat natural, sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan memberi dampak positif bagi mereka saat berinteraksi dengan orang lain. Hasil perawatan yang kami lakukan harus dapat memberikan kualitas kehidupan yang lebih baik bagi kehidupan sosial mereka," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: