Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Riset: Lumpur Lapindo Bisa Jadi Bahan Baku Baterai Lithium

Oleh: ,

Warta Ekonomi -

WE.CO.ID, Jakarta – Selalu ada hikmah di balik musibah. Itulah yang tampaknya dilihat dua peniliti Institut Teknologi Surabaya (ITS) dan Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM).

Dr Amien Widodo dan Dr Lukman Noerochim tergelitik meneliti lumpur lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, yang dikenal pula dengan sebutan singkatannya yang seksi, Lusi alias lumpur Sidoarjo. Hasil riset berjudul Proses Ekstraksi dan Pengolahan Lithium dari Lumpur Sidoardjo untuk Pembuatan Katoda Baterei Lithium mereka presentasikan di Kantor Staf khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam Andi Arief di Kompleks Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Selasa (17/12/2013).

Dua peneliti senior dari ITS Surabaya ini memaparkan hasil penelitian mereka bersama TTRM, mulai dari komposisi kimia dan struktur molekul LUSI, berapa potensi kandungan LITHIUM dalam LUSI, sampai berapa besar kandungan LITHIUM yang berhasil di ekstraksi.

Lukman mengatakan relevansi penelitian mereka ialah untuk mendapatkan proses ekstraksi yang ekonomis dan efesien dari LUSI. "Teknologi yang kami tawarkan tepat guna, dan hasilnya dapat digunakan langsung oleh industri baterei Lithium," papar Lukman, peneliti dari Jurusan Teknik Material dan Metalurgi ITS.

Setelah menyimak paparan kedua peneliti tersebut, Andi Arief menyatakan harapannya hasil riset itu membawa dampak positif dan menjadi salah satu solusi di tengah ketidakpastian dan debat tanpa ujung tentang meluapnya Lusi.

"Pemanfaatan Lusi dari hasil riset ini jelas akan berdampak positif bagi perkembangan ekonomi daerah dan nasional. Apalagi konsumsi Lithium semakin meningkat di Indonesia dan luar negeri akibat membanjirnya produk elektronik seperti gadget," ujar Andi.

Semburan Lusi atau lumpur Lapindo telah berlangsung lebih dari tujuh tahun sejak kemunculannya pada 29 Mei 2006 di Desa Renokenongo dan Siring, Kecamatn Porong, Sidoarjo. Dan masih belum ada ahli dan hasil penelitian, yang mampu memastikan sampai kapan Lumpur ini berhenti menyembur.

Pada puncaknya, semburan menumpahkan 180.000 meter kubik (m3) lumpur per sehari. Kini, tingkat semburan berkurang menjadi 15.000-20.000 m3 per hari. Menurut Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), volume tersebut sama dengan isi delapan kolam renang ukuran olimpiade per hari.

[email protected]

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Nurcholish MA Basyari

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: