Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pesan Tito Karnavian untuk Warga Jabar 'Top'

Pesan Tito Karnavian untuk Warga Jabar 'Top' Kapolri Jenderal Tito Karnavian | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Bandung -

Kepala Kepolisian RI (Kapolri), Jenderal Pol Tito Karnavian, meminta situasi keamanan di Jawa Barat dijaga menjelang perhelatan Pemilu 2019.

Tito menilai, Jawa Barat menjadi salah satu wilayah yang memiliki jumlah pemilih terbanyak. "Jawa Barat merupakan penyumbang DPT (Daftar Pemilih Tetap) terbesar seluruh Indonesia. Kita harus jaga Jawa Barat. Indonesia dan Jawa Barat terus dijaga, kontestasi politik harus damai dan selesai dalam damai. Kita harus rawat dengan menciptakan upaya keamanan," ujarnya di Bandung, Jumat (15/2/2019).

Ia berharap, proses pelaksanaan Pilpres dan Pileg di Jabar berjalan aman. Hal itu merujuk kepada Pilkada serentak di Jabar yang berlangsung kondusif.

Baca Juga: Prabowo Bilang Harga Daging dan Beras Mahal, Reaksi Kementan 'Keren'

"Tapi Jawa Barat alhamdulilah, semula diperkirakan panas, tapi aman dan damai. Dua kontestan di sini kang RK (Ridwan Kamil) dan kang Anton (Charliyan) lihat baik-baik saja berdua. Ini jadi modal bagi Jawa Barat pengamanan bagus di 2017 dan di 2018 aman, damai dan tenang," jelasnya.

Ia menambahkan, penyelenggaraan Pilpres dan Pileg merupakan suatu pesta demokrasi. Masyarakat, perlu merayakan dengan suka cita tanpa adanya sikap saling bersitegang.

Baca Juga: Tim Prabowo Curiga, Ada Operasi Politik, Siapa yang Lakukan?

"Kalau namanya pesta, bergembira, untuk memberikan hak politik dalam rangka menentukan wakil kita. Jadi harus pesta, bukan bertengkar, berantem apalagi kelahi, tidak. Ini harus dirawat Jawa Barat dan Indonesia sehingga muncul suasana pesta, bukan suasana menakutkan," katanya.

Tito tak memungkiri ada gejolak-gejolak sebelum pelaksanaan. Namun menyebut gejolak perlu untuk menghangatkan kondisi menjelang pesta demokrasi tersebut. Ia menganalogikan pelaksanaan pesta demokrasi seperti mobil. Dimana perlu dihangatkan terlebih dahulu sebelum digunakan.

"Mesin harus hangat agar kita bisa menentukan pilihan yang tepat dengan kelebihan menjual program dan kita tahu juga sisi, pas memilih segala kelebihan dan kekurangan," imbuhnya.

"Tapi ingat, tidak boleh adalah black campaign, informasi bohong, karena bisa menimbulkan tingkat emosional. Mobil demokrasi harus bergerak, tapi kita jaga jangan sampai panas berlebihan sampai meledak," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: