Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Syafruddin Kalo, menyarankan debat calon presiden kedua juga membahas isu pembakaran hutan dan pencemaran parah perairan Danau Toba.
"Kehancuran hutan dan pencemaran Danau Toba, bukan hanya merugikan negara, tetapi juga memperparah kerusakan lingkungan di Indonesia yang seharusnya dilindungi oleh pemerintah,"ujarnya di Medan, Sabtu (16/2/2019).
Baca Juga: Seruan Habib Rizieq Nih Keren: Insya Allah Para Habib, Kiai...
Menurutnya, kebakaran hutan yang terjadi di Provinsi Riau, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), dan daerah lainnya, merugikan negara maupun pemerintah daerah. Selain itu, juga mengganggu kegiatan ekonomi masyarakat maupun aktivitas, akibat kabut asap.
"Kebarkaran juga menimbulkan korban jiwa anak-anak dan orang dewasa karena mengalami sakit," imbunya.
Baca Juga: Debat Kedua Jadi Panggung Jokowi, Prabowo Gimana?
Ia menambahkan, kebakaran tersebut karena alih fungsi hutan yang dilakukan para pengusaha perkebunan untuk menjadikan areal kebun sawit. Begitu juga pencemaran yang terjadi di kawasan Danau Toba, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) yang dilakukan pengusaha dengan budi daya ikan, dan diduga menggunakan makanan ikan mengandung bahan kimia.
"Kemudian, budi daya ikan di Danau Toba, diduga melebihi kapasitas dari izin yang dikeluarkan pemerintah melalui Kementerian Lingkungan dan Kehutanan (KLH)," terangnya.
Baca Juga: Debat Kedua, Prabowo Bakal Bawa Ini
Ia menjelaskan, pencemaran di Danau Toba, juga berdampak terhadap sektor pariwisata, karena daerah tersebut merupakan salah satu destinasi wisata di Indonesia, dan juga kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).
Karena itu, isu kerusakan hutan akibat pembakaran dan pencemaran Danau Toba itu, termasuk visi misi debat capres, yakni sumber daya alam dan lingkungan. Karena hal itu sangat penting bagi kelangsungan pembangunan bangsa dan negara, serta kesejahteran rakyat Indonesia.
"Diharapkan pada debat capres kedua itu, akan lahir ide-ide yang brilian untuk membangun Negara Indonesia yang lebih baik, mengejar segala ketertinggalan dari-negara-negar maju," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim