Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jawab Serangan Prabowo, Jokowi Sebut Produksi Beras Zaman Soeharto Masih Kalah

Jawab Serangan Prabowo, Jokowi Sebut Produksi Beras Zaman Soeharto Masih Kalah Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) didampingi Anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Pramono Anung tiba untuk mengikuti debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). Debat kedua yang diikuti capres nomor urut 01 Joko Widodo dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto tersebut mengangkat tema energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur. | Kredit Foto: Antara/Rivan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mempertanyakan banyaknya impor komoditas, yang dilakukan pemerintahan Jokowi.

"Kalau benar kita sudah kelebihan, kenapa impor, kenapa tidak devisa itu digulirkan untuk misalnya membuka lahan baru atau mengisi stok pupuk untuk petani," kata Prabowo dalam sesi debat inspiratif pada Debat Capres 2019 Putaran Kedua di Jakarta, Minggu malam (17/2/2019).

Menurut Prabowo, impor beberapa komoditas tersebut memukul kehidupan petani.

"Saya bertemu banyak petani tebu, mereka mengeluh, petani tebu panen tapi impor masuk jutaan ton. Hal ini juga terjadi di komoditas lainnya," ungkap Prabowo.

Prabowo juga mempertanyakan impor yang dilakukan terjadi di tengah kelebihan stok yang ada.

"Kalau kita memang kelebihan stok, kenapa harus impor. Itu yang jadi masalah," ujar Prabowo.

Menjawab serangang Prabowo, Jokowi menyatakan impor beras yang dilakukan adalah dalam rangka untuk menjaga ketersediaan stok pangan.

"Mengapa kita impor? untuk menjaga ketersediaan stok, untuk stabilisasi harga," jawab Jokowi.

Menurut dia, Indonesia harus memiliki cadangan pangan baik untuk bencana maupun cadangan pangan bila mengalami kondisi gagal panen. Jokowi mengakui produksi beras pada jaman Soeharto 1984, Indonesia memang telah swasembada.

Pada 1984 itu, ujar dia, produksi padi mencapai 21 juta ton, sedangkan pada 2018 produksi beras mencapai 33 juta ton.

Dengan tingkat konsumsi sekitar 29 juta ton, berarti ada surplus sekitar 2,8 juta ton.

Debat capres putaran kedua ini diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, pada Minggu (17/2) 

Tema yang diangkat pada debat kedua tersebut adalah infrastruktur, energi dan pangan, serta sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: