Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pentingnya Pendidikan Kewirausahaan untuk Siswa

Pentingnya Pendidikan Kewirausahaan untuk Siswa Kredit Foto: SMA SPI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sekolah Menengah Atas (SMA) Selamat Pagi Indonesia (SPI) selain memberian kurikulum pembelajaran SMA pada umumnya, juga memberi pelatihan kewirausahaan kepada para siswanya. Pendidikan kewirausahaan diberikan dalam beberapa unit usaha. 

Unit usaha tersebut dikelola oleh para alumni dengan mempeketjakan beberapa karyawan. Saat ini, SMA SPI memiliki 16 divisi, di antaranya agen wisata, peternakan, perkebunan, penyiaran, manajemen pertunjukan, pernak-pernik, kuliner, hotel, event organizer, dan lain-Iain. Berbagai produk yang diproduksi oleh para siswa SMA SPI dengan kualitas dan packaging yang memenuhi standar juga telah berhasil dipasarkan.

Perjuangan nyata Julianto Eka Putra, sang pendiri sekolah SPI dan kisah para murid SMA SPI saat ini telah diadaptasi ke layar lebar. Sebuah film berjudul “Say, 1 Love You" yang disutradarai Faozan Rizal (sebelumnya menyutradarai “Habibie Ainun”, 2012), dan dibintangi oleh aktris dan aktor terkenal seperti Verdi Solaiman Dinda Hauw, Aldi Maldini, Rachel Amanda, dan Olga Lidya telah selesai diproduksi oleh MBK Pictures dan segera tayang di bioskop seluruh Indonesia di tahun 2019. HDI adalah produser eksekutif dari film. 

“SPI adalah bukti nyata bahwa hanya sekolah saja tidak mampu menjembatani kesenjangan lebar yang dibawa para murid ke dalam sekolah, melainkan kombinasi dari program sekolah; Iayanan sosial, organisasi komunitas, dan civil soaiety bisa menghasilkan dampak yang besar," pungkas Julianto Eka Putra, pendiri SMA SPI dan Top Leader HDI di Indonesia, Senin (18/2/2019) di Jakarta.

SPI merupakan sekolah yang hadir sebagai solusi dari masalah keterbatasan pendidikan yang umumnya berakar dari kemiskinan, yang kerap menjadi masalah terumit. Hal itu karena terkait dengan masalah besar lain seperti kurangnya akses untuk asupan makanan bergizi, kurangnya akses terhadap informasi, dan masalah besar lainnya. 

Tiga persoalan utama pembangunan di bidang pendidikan, yaitu akses, kualitas dan pemerataan juga turut menjadi permasalahan. Sekitar 3-15 juta anak umur sekolah di Indonesia tidak mengenyam pendidikan. 

Beberapa murid berasal dari keluarga miskin dan datang dengan kepercayaan diri yang sangat rendah, sedangkan siswa yang Iain datang dengan kemampuan intelektual yang buruk akibat kurangnya asupan nutrisi. Ada pula yang datang dari daerah yang sangat terpencil dengan adat istiadat yang sangat berbeda pula. Setiap murid punya trauma yang masing-masing harus disembuhkan, supaya mereka memiliki keinginan untuk sukses dan hasrat untuk belajar dan meningkatkan kualitas diri. Hal inilah yang menjadi landasan didirikannya SPI.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: