Bank Indonesia (BI) memastikan kondisi likuiditas perbankan masih mencukupi untuk mendorong pertumbuhan kredit hingga double digit di 2019, meski rasio kredit terhadap DPK (LDR) tercatat masih cukup tinggi tinggi. Tercatat LDR perbankan masih berada pada kisaran 93 persen.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan, sejauh ini bank sentral terus melakukan berbagai upaya salah satunya dengan melakukan operasi moneter untuk menjaga ketersediaan likuiditas baik Rupiah maupun valas.
"Kecukupan likuditas bisa diukur alat likuid per dpk nya cukup 19,3% di Desember 2018. Tapi kami juga sampaikan BI menempuh dan sudah menempuh strategi operasi moneter yang diarahkan meningkatkan strategi likuiditas rupiah unruk salurkan kredit perbankan," kata Perry di Jakarta, Kamis, (21/2/201).
Baca Juga: Berubah, BI Perkirakan Kenaikan Suku Bunga The Fed Hanya Satu Kali Tahun Ini
Dia menjelaskan, operasi moneter yang akan dilakukan BI untuk menjaga ketersediaan likuiditas yakni dengan menyiapkan instrumen, frekuensi dan kesiapan term repo dan swap.
“Sejak Desember-Januari dan ke depan itu meningkatkan ketersediaan likuiditas. Kita perbanyak frekuensi volume term repo, swap valas, dan langkap dalam operasi moneter. Kita terus meningkatkan ekspansi operasi moneter,” ucap Perry.
Perry menyatakan, bahwa stabilitas sistem keuangan tetap terjaga disertai fungsi intermediasi yang tetap baik dan risiko kredit yang terkendali. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan tetap tinggi mencapai 22,9 persen dan rasio likuiditas (AL/DPK) masih aman yakni sebesar 19,3 persen di Desember 2018.
“BI akan menempuh dan sudah menempuh strategi operasi moneter untuk meningkatkan ketersediaan likuiditas. Likuiditas itu kita kendorkan, makroprudensial juga kita kendorkan untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi. Ini supaya perbankan bisa menaikkan kredit,” tegasnya.
Untuk tahun ini, Bank Sentral memperkirakan pertumbuhan kredit berada dalam kisaran 10-12 persen (yoy) sedangkan pertumbuhan DPK diprakirakan sekitar 8-10 persen (yoy). Menurutnya, dengan ketersediaan likuiditas perbankan saat ini, target pertumbuhan kredit tersebut akan tercapai, bahkan lebih baik dibanding 2018.
“Bagaimana kita membuat ramuan atau bauran dari kebijakan. Dengan ketersediaan likuditas perbankan tidak mesti naikkan suki bunganya. Tahun ini kredit akan naik. Bagaimana kredit perbankan bisa tumbuh atau bahkan bisa lebih tinggi dari 12 persen,” tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: