Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Digitalisasi SPBU: Menuju Cashless Society Rp1,4 Triliun Per Hari

Digitalisasi SPBU: Menuju Cashless Society Rp1,4 Triliun Per Hari Tiga mobil tangki Pertamina antre memasuki lokasi pengisian bahan bakar minyak di Terminal BBM Jakarta Group Plumpang, Jakarta Utara, Senin (27/11). PT Pertamina Patra Niaga selaku perusahaan yang mendapatkan penugasan dari PT Pertamina (Persero) berupaya memastikan dan mendukung setiap persiapan yang dibutuhkan AMT dalam kelancaran distribusi BBM, mulai dari proses pemeriksaan kesehatan, pelatihan "defense driving", pengecekan rutin mobil tangki hingga pengawasan melalui GPS. | Kredit Foto: Antara/Widodo S Jusuf
Warta Ekonomi, Jakarta -

Demam digitalisasi merambah ke berbagai bidang, termasuk ke PT Pertamina (Persero).

Menurut Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, upaya digitalisasi  dimulai dengan SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) di seluruh Indonesia.

“Pada akhir Juni ditargetkan seluruh 5.850 SPBU (yang terdiri dari 75.000 nozle) bisa terdigitalisasi,” ujar Nicke dalam acara Media Leader Gathering di Jakarta, Kamis (21/2/2019).

Dengan program digitalisasi ini, Nicke melanjutkan, maka apabila SPBU akan kehabisan bahan bakar, Pertamina bisa langsung mengetahui dan mengirim BBM ke SPBU yang bersangkutan. Agar lancar, lanjut Nicke, akan dibuat sebuah escrow account di antara Pertamina dan SPBU yang bersangkutan.

“Sehingga pada saat BBM dikirim, uangnya bisa langsung didebet dari situ,” ujarnya.

Baca Juga: Pertamina Targetkan 5.850 SPBU Digitalisasi

Saat ini, kata Nicke, ada perputaran uang sebesar Rp1,4 triliun per hari di seluruh SPBU tersebut. Jumlah sebesar ini, lanjutnya, apabila diwujudkan dalam bentuk cashless payment akan sangat membantu kecepatan transaksi dan juga menjaga agar tidak terjadi kelangkaan stock BBM di seluruh Indonesia.

Applikasi untuk digitalisasi ini dilakukan oleh PT Telkom (Persero) Tbk. Penandatangan MoU antara Telkom dan Pertamina sendiri dilakukan pada Agustus 2018 yang lalu. Semula proses implementasi digitalisasi SPBU akan diupayakan maksimal untuk dapat diselesaikan pada Desember 2018 atau selambat-lambatnya dalam Triwulan pertama tahun 2019.

Di samping itu, kata Nicke, Pertamina juga akan mendapatkan database yang luar biasa.

“Dengan database ini, maka kita bisa mendapatkan berbagai pola konsumen BBM di seluruh Indonesia,” jelas Nicke.

Mantan direktur PT PLN (Persero) ini yakin bahwa big data ini akan sangat berguna untuk pengembangan produk-produk Pertamina lainnya.

Ketika penandatangan MoU tersebut, Mentri BUMN, Rini Soemarno berharap kerja sama ini akan meningkatkan transparansi dan keakuratan data pasokan dan konsumsi BBM di setiap SPBU.

“Tak hanya itu, berkat data yang realtime, kepastian stok pun akan bisa dikelola lebih baik dan efisien,” tegas Rini.

Digitalisasi ini juga, lanjutnya, akan memudahkan Pemerintah memantau dan mengawal penyaluran BBM khusus penugasan.

“Sebab, proses distribusi dapat terekam dengan akurat di dalam system,” tegasnya.

Baca Juga: Hiswana Migas: Digitalisasi Nozzle Antisipasi Lonjakan BBM

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhamad Ihsan
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: