Jalan tol trans Sumatera dari Aceh hingga Lampung sepanjang 2.765 kilometer diproyeksikan akan menambah Penerimaan Asli Daerah (PAD) di wilayah itu sebesar Rp300,8 triliun selama 2018-2048, kata Brahmantio Isdijoso, Direktur Pengelolaan Risiko Keuangan Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan, di Medan, Rabu.
Brahmantio mengatakan kabupaten/kota yang mendapatkan potensi tambahan PAD terbesar adalah Sumatera Utara, dan diperkirakan mendapatkan 78 persen atau setara Rp233 triliun.
Ia mengatakan jalan tol Trans Sumatera (JTTS) akan meningkatkan penerimaan Pajak Penghasilan (PPn), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan pajak-pajak lainnya bagi pemerintah pusat. "Potensi penambahan penerimaan pajak selama periode 2018-2048 di Trans Sumatera sebesar minimal Rp2690 triliun," katanya, di Jakarta, Rabu (6/3/2019).
Brahmantio menjelaskan, penyediaan infrastruktur berdampak mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan serta meningkatkan daya saing. Anggaran pemerintah digunakan untuk proyek infrastruktur dasar terutama untuk proyek yang layak secara ekonomi, tetapi tidak layak secara finansial.
"Pembiayaan dari BUMN digunakan untuk proyek yang secara tradisional memang dikelola oleh BUMN sepert listrik, jalan tol dan perminyakan," katanya.
Pemerintah Indonesia mengamanatkan kepada PT Hutama Karya sebagai pengembang utama pembangunan proyek Jalan Tol Trans Sumatera. Jalan tol ini akan menghubungkan Lampung dan Aceh melalui 24 ruas jalan berbeda yang panjang keseluruhannya mencapai 2.765 kilometer. Estimasi biaya i Jalan Tol Trans sebesar Rp476 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: