Banyak aplikasi di Play Store bisa didapatkan secara gratisan. Hal inilah yang membuat smartphone berbasis Android paling digemari. Untuk terus menjaga suplai aplikasi dalam platform besutannya, Google memperkenalkan cara baru bagi pengembang aplikasi gratisan untuk tetap menghasilkan uang dari aplikasi yang mereka buat.
Sebagai gantinya untuk memonetisasi aplikasi gratisan yang dibuat, pengembang diharapkan membuat produk aplikasi yang bermanfaat. Cara itu membuat pengguna aplikasi yang tidak mau berkontribusi dengan uang mereka, tapi rela mengorbankan waktu mereka.
Baca Juga: Ekspansi ke New York, Google Investasi Rp14,4 Triliun
Seperti dalam sebuah aplikasi gim, sering kali akan muncul video saat menyelesaikan level tertentu atau ketika pengguna menginginkan barang virtual atau token yang diinginkan secara gratis. Cara ini terbukti mampu menarik pengguna untuk menonton dan menonton lagi konten video untuk mendapatkan imbalan yang diinginkan. Tapi, tentu ini sangat tergantung seberapa menarik dan bermanfaat aplikasi dan barang yang diberikan oleh pengembang.
Cara ini juga diterapkan pada layanan streaming musik, seperti Pandora dan Spotify. Pengguna aplikasi tersebut terbukti rela menonton iklan video hanya untuk mengakses musik sesuai permintaannya, ketimbang harus membayar langganan bulanan.
Untuk membuat implementasi tersebut menjadi lebih mudah, Google meluncurkan Google Play Billing Libraby atau antarmuka AIDL. Platform ini mudah digunakan dengan menambahkan panggilan API dan tidak memerlukan SDA. Konten video seperti apa yang dihargai, Google akan tersedia di Play Console yang disediakan khusus untuk para pengembang aplikasi.
Baca Juga: Kesenjangan Upah, Google Berikan Gaji Lebih Sedikit kepada Karyawan Pria
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: