Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lewat Smart Farming, Pemerintah Geliatkan Milenial Bisnis Kopi dan Cokelat

Lewat Smart Farming, Pemerintah Geliatkan Milenial Bisnis Kopi dan Cokelat Kredit Foto: Antara/M Agung Rajasa
Warta Ekonomi, Banyuwangi -

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, Jawa Timur, berkolaborasi dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyiapkan sumber daya manusia (SDM) dalam pengembangan kopi dan cokelat dari hulu ke hilir dengan fokus pengembangan pada pelajar SMK dan santri libatkan teknologi.

Mereka diharapkan kelak bisa menjadi pegiat bisnis rintisan kopi dan cokelat.

"Kami kerja sama dengan BPPT menyiapkan SDM kopi dan kakao sebagai bahan dasar cokelat, karena dua komoditas ini cukup berlimpah di sini," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (9/3/2019).

Anas mengatakan kopi dan cokelat dipilih karena trennya terus berkembang pesat. Saat ini muncul lebih dari 100 bisnis rintisan kopi dan cokelat dengan berbagai merek yang digerakkan anak-anak muda Banyuwangi.

Baca Juga: Bisnis Kedai Kopi Memikat Hati

"Konsumsi kopi Indonesia cuma 1,5 kilogram per kapita per tahun, Jepang lima kilogram, Finlandia bahkan 12 kilogram. Ke depan, pasar sangat cerah dan kalau naik empatĀ  kilogram per kapita per tahun, kebutuhan kopi dalam negeri tembus satu juta ton, melebihi produksi sekarang. Kita bakal kewalahan, maka dibutuhkan SDM yang kompeten dari hulu ke hilir," ujarnya, dalam keterangan tertulis dari Pemkab Banyuwangi.

Ia juga mengemukakan konsumsi cokelat Indonesia juga masih sangat rendah, hanya kisaran 0,4 kilogram per kapita per tahun. Sementara di Singapura, misalnya, konsumsi cokelat tembus satu kilogram per kapita per tahun.

Menurut Anas, kopi dan cokelat bisa menjadi ladang bisnis menggiurkan bagi lulusan SMK dan santri, kuncinya bikin produk yang baik, harga tidak kemahalan, dan tidak terlalu murah.

Baca Juga: Rahasia Starbucks Pertahankan Kualitas Kopinya

"Selain itu, pemasarannya lewat dalam jaringan (daring), sudah itu saja. Insya Allah laris," ucapnya.

Dalam kolaborasi ini, pada tahap awal ratusan siswa dan santri dari 10 SMK dan pondok pesantren dilatih hulu ke hilir mengelola komoditas kopi dan cokelat.

"Ini juga menerjemahkan arahan Presiden Jokowi bahwa anak-anak muda sejak dini harus didesain sebagai generasi kreatif, termasuk soal kewirausahaan. Ketika bertemu para bupati, Pak Jokowi mencontohkan besarnya potensi kopi sebagai penggerak ekonomi rakyat," ujar Anas.

Kepala BPPT Hammam Riza menjelaskan kolaborasi dengan Pemkab Banyuwangi melibatkan banyak bidang teknologi. "Kami fokus membantu dari hulu ke hilir untuk teknologi pangan," katanya.

Untuk sektor hulu, kata dia, BPPT membantu budi daya kopi dan kakao lewat teknologi smart farming. Apabila produktivitas sudah meningkat, selanjutnya tahapan pengolahan kopi dan kakao untuk menghasilkan kopi dan cokelat dengan keunggulan rasa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: