Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengamat Sarankan Pembekuan Boeing 737 Max 8 Jangan Langsung Diterapkan

Pengamat Sarankan Pembekuan Boeing 737 Max 8 Jangan Langsung Diterapkan Kredit Foto: Lion Air Group
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat Penerbangan Aviatory Indonesia Ziva Narendra Arifin mengimbau langkah pembekuan sementara pengoperasian pesawat Boeing 737 Max 8 harus diberi batas waktu mengingat mempertimbangkan keberlangsungan industri penerbangan.

Baca Juga: 11 Pesawat Boeing 737 Max 8 Masih Diinspeksi

“Kita memang mesti pikirkan aspek dari industrinya. Dengan membekukan sekian pesawat, apa imbas keekonomiannya. Tentu kita enggak bisa bicara uang dibandingkan dengan nyawa, tapi mitigasi risikonya seperti apa,” kata Ziva di Jakarta, Rabu (13/3/2019).

Lebih lanjut, dia menjelaskan kebijakan pembekuan sementara perlu dibarengi dengan upaya mitigasi risiko ditambah keadaan industri penerbangan nasional sedang menghadapi berbagai tantangan.

Financial loss atau economical loss-nya ini bisa segera dikompensasi dengan economical gain bagaimana pesawat ini bisa beroperasi dan making money,” katanya.

Karena itu, dia menambahkan, perlu ada pembatasan waktu sampai kapan pemberlakuan ini akan berlangsung.

“Kalau sampai saru tahun, mungkin maskapai jual saja, karena itu harus ada pertimbangan,” katanya.

Terlebih, Ziva menekankan penyebab kecelakaan harus segera dipecahkan karena akan menjadi acuan perbaikan dan keberlangsungan industri maskapai.

“Secara hitam di atas putih, kita belum punya basis kuat bahwa pesawat ini grounded karena penyebab apa, kedua kecelakaan ini belum tahu,” katanya.

Apabila kesalahan dari faktor manusia, dia mengatakan, aspeknya sangat lah banyak, begitu pula dari faktor alam dan faktor teknis.

“Bisa saja human error. Itu pun bisa dipecah manusia yang di cockpit, manusia yang melakukan perawatan atau manusiayang mana. Kedua meskipun kemungkinan tidak karena cuaca bagus, bisa saja aspek meteorologi light atauweight turbulence. Dan itu di fase critical take off pula. Ketiga teknikal dan lain-lain, ini belum punya jawabannya,” katanya.

Ziva mengapresiasi langkah pemerintah untuk membekukan sementara Boeing 737 Max 8, tetapi harus ada pembatasan waktu.

“Untuk tahap pertama temporary grounding dengan batas waktu karena dengan membekukan operasi pesawat kita mengurangi risiko tapi dengan membekukan tanpa mesti diketahui apa yang mesti diperbaiki itu kan mengeluarkan biaya juga. Kita bilang jangan pakai mobil itu tapi enggak tau apa yang rusak. Kita tahu dulu baru grounded wajar,” katanya

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: