Pengembangan sektor perikanan saat ini sudah saat masyarakat wajib terlibat. Pengembangan tersebut dilakukan untuk mewujudkan perikanan yang berkelanjutan.
“Perikanan memiliki potensi dan prospektif yang sangat besar. Tidak hanya Jatim, tetapi di negara ASEAN juga. Masyarakat harus berada di depan untuk pengembangan perikanan berkelanjutan ini,” terang Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak saat menghadiri Fifty First Meeting of The Council Southeast Asian Fisheries Development Center (SEAFDeC) di Hotel Shangri-La Surabaya, Senin (18/3/2019).
Emil menjelaskan, yang perlu dipikirkan dalam mengembangkan perikanan adalah pada masyarakat itu sendiri. Sehingga pertemuan SEAFDeC ini diharapkan bisa menghasilkan rekomendasi menempatkan masyarakat di dalamnya.
“Yang kita pikirkan masyarakatnya, nelayannya, ekonominya. Kalau bisa satu kata, apa yang direkomendasikan mempertimbangkan menempatkan masyarakat di depan. Bukan elite atau siapapun, tapi masyarakat,” ujarnya.
Ia menyampaikan pula, saat pengalamannya ketika menjabat sebagai Bupati Trenggalek. Kabupaten Trenggalek merupakan daerah di wilayah pesisir selatan Jatim. Di daerah ini, ia bisa merasakan kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat. Karena itu, pengembangan isu perikanan sangat penting.
“Kalau kita tidak punya solusi, maka yang terancam adalah masa depan sumber daya laut kita,” tuturnya.
Baca Juga: Fintech Sektor Perikanan Ini Klaim Punya 3 Keunikan
Menurutnya, jika berbicara perikanan berkelanjuan maka sumber daya maritim harus dikelola bersama-sama. Memang persoalan tersebut tidak bisa dilakukan secara unilateral atau sepihak. Tetapi harus ada kesepakatan multilateral.
Karena itu, Emil menyampaikan terima kasih atas dipilihnya Jatim sebagai tuan rumah SEAFDeC yang dihadiri tidak hanya perwakilan negara ASEAN saja, tetapi juga negara pengamat.
Dipilihnya Jatim kata Emil, sangat tepat untuk membahas isu-isu perikanan sesuai dengan tema SEAFDeC “Perikanan Berkelanjutan”. Melalui kegiatan ini, bisa membangun kesepakatan bersama, berbagi pengalaman dan teknologi.
“Ini organisasi yang luar biasa bermanfaat bagi Jawa Timur. Karena Jawa Timur luasnya hampir 50 ribu kilometer persegi dengan penduduk hampir 40 juta jiwa, tetapi luas lautnya belum dihitung. Luas laut inilah yang bisa melengkapi lahan darat yang ada di Jatim,” imbuhnya.
Baca Juga: Keren... Gandeng IHK Trier Jerman, Kadin Jatim Tingkatkan Kualitas PSG
Seperti diketahui, pertemuan SEAFDeC berlangsung pada tanggal 18-22 Maret 2019. Pertemuan ini secara periodik dilakukan Kementerian Perikanan dari ASEAN yang dihadiri sebanyak 10 negara dan negara mitra pengamat (observer) seperti Jepang, Australia, Amerika Serikat, serta organisasi perikanan dunia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: