Survei Litbang Kompas menyatakan Jokowi-Ma'ruf Amin mengungguli Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dengan selisih 11,8 persen.
Juru debat BPN Prabowo-Sandi, Saleh Partaonan Daulay, mengatakan dengan berbagai catatan yang mengiringi, survei Kompas menjadi bukti bahwa Jokowi-Ma'ruf masih belum aman dan potensial untuk dikalahkan.
"Hal ini juga kelihatannya dirasakan dan diketahui oleh Jokowi," ujarnya di Jakarta, Rabu (20/3/2019).
Baca Juga: "Itu Hanya Spekulasi Kubu Prabowo Saja"
Menurut Saleh, undecided voters banyak menjatuhkan pilihan ke paslon nomor urut 02. Bahkan membandingkannya dengan survei Litbang Kompas yang dirilis pada Oktober 2018.
"Kalau dibuat perbandingan dengan survei kompas di bulan Oktober, kelihatan bahwa Jokowi-Ma'ruf turun dan Prabowo-Sandi hasilnya naik," imbuhnya.
Baca Juga: 'Rommy Effect', Menangkan Prabowo-Sandi
"Kalau itu yang terjadi, tentu petahana sangat tidak aman. Sebab, incumbent bila mau aman, minimal harus di atas 60 persen. Faktanya sekarang sudah di bawah 50 persen," sambungnya.
Ia menegaskan, hasil survei Litbang Kompas ini sekaligus membantah elektabilitas capres-cawapres yang dirilis lembaga survei nasional lain. Sebab, Litbang Kompas merupakan lembaga survei kredibel.
"Survei Kompas ini juga sekaligus mendelegitimasi publikasi lembaga survei lain yang menyebut bahwa elektabilitas Jokowi sudah mendekati 60 persen. Jika alasannya bahwa lembaga-lembaga survei itu kredibel, pertanyaannya apakah mereka berani menyebut bahwa Litbang Kompas tidak kredibel?," terangnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim