Perdagangan pasar keuangan Asia di awal pekan ini benar-benar membuat ngeri. Sentimen akan ancaman resesi AS 18 bulan ke depan telah membuat investor lari tunggang langgang dari pasar keuangan Asia, termasuk Indonesia.
Investor benar-benar yakin untuk melepas aset-aset berisiko dari negara berkembang seperti Indonesia untuk kemudian berlindung di aset safe haven, seperti dolar AS dan yen. Alhasil, aksi jual bersih mendominasi di hampir semua perdagangan.
Di pasar bursa Indonesia saja, investor sudah lari dengan membawa keuntungan sebesar Rp166,75 miliar. Hal itu membuat IHSG jatuh hingga nyaris menembus 2%, yaitu minus 1,75% ke level 6.411.25. Pelemahan IHSG bahkan sempat menyentuh 1,91% jelang penutupan tadi.
Baca Juga: AS Terancam Resesi, Nasib Rupiah di Ujung Tanduk
Sejumlah 13,21 miliar saham telah diperdagangkan dengan frekuensi 474.726 kali transaksi dan nilai transaksi yang terhimpun mencapai Rp7,75 triliun. Adapun perbandingan antara saham naik dan turun terlihat cukup signifikan, di mana hanya 109 saham naik dan 315 saham lainnya turun.
Baca Juga: Pasar Global Suram, IHSG Tumbang Signifikan
Di antara saham-saham yang melemah hingga sore ini, saham yang masuk ke dalam jajaran top losers di antaranya adalah SIMA (-22,62%), ICBP (-8,96%), INDF (-8,45%), HOME (-7,84%), LPKR (-6,54%), TINS (-6,18%), NUSA (-5,15%), dan GGRM (-4,77%).
Bukan hanya di Indonesia, pasar keuangan Asia juga turut terpuruk akibat ancaman resesi AS. Indeks Nikkei melemah paling dalam sebesar 3,01% dan diikuti oleh Hang Seng (-2,03%), Shanghai (-1,97%), serta Strait Times (-1,06%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: