Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

‘Hidupkan’ Robot Gundam, Cara Ilmuwan Ajak Anak-Anak Tak Henti Berfantasi

‘Hidupkan’ Robot Gundam, Cara Ilmuwan Ajak Anak-Anak Tak Henti Berfantasi Kredit Foto: Unsplash/Franck V
Warta Ekonomi, Jakarta -

Seorang profesor ilmu neuro network dan teknologi robotik asal Indonesia tengah terlibat dalam proyek sains yang diberi nama Gundam Global Challenge (GGC). Proyek GGC tersebut merupakan upaya para ilmuwan untuk 'menghidupkan' karakter robot fiksi ilmiah legendaris, Gundam, lewat pengimplementasian teknologi robotik, machine learning, dan juga artificial intelligence (AI).

Tak tanggung-tanggung, robot Gundam yang ingin dibangun memiliki tinggi hingga 18 meter dan rencananya akan siap dipamerkan pada 2020 mendatang di Yokohama, Jepang.

"Melalui (proyek) ini, kami dari kalangan ilmuwan ingin menarik benang merah antara dunia fantasi anak-anak dengan perkembangan sains dan teknologi. Perlu kita pahami bahwa semua produk sains hari ini awalnya dibangun dari mimpi, dari fantasi. Tinggal kemudian bagaimana tugas ilmuwan untuk mengimplementasikan fantasi itu dalam sebuah produk sains terapan," ujar Prof Pitoyo Hartono dalam bincang santai tentang teknologi bertajuk VisionAIre yang digagas oleh Nodeflux di Jakarta, Senin (25/3/2019).

Baca Juga: Robot Gundam Buatan Ilmuan Indonesia Akan Dipamerkan di Tokyo Olympic 2020 Mendatang

Dijelaskan oleh pria humble yang lebih senang disapa Mas Pitoyo ini, dirinya merupakan bagian dari tim yang setidaknya berisi 10 core member, tiga lead engineer, dan sejumlah teknisi lapangan. Melalui proyek ini, Pitoyo dan tim ingin menyampaikan pada masyarakat luas di dunia, khususnya anak-anak dan generasi muda untuk tak berhenti memelihara fantasi yang dimilikinya. Pitoyo yakin dari fantasi tersebut ada banyak yang bisa dipelajari dan tak menutup kemungkinan merupakan awal dari perkembangan sebuah teknologi baru yang belum pernah terpikirkan selama ini.

"Satu keprihatinan saya hari ini bahwa dunia anak yang akrab dengan fantasi itu seolah hanya dianggap main-main semata. Padahal dari sana bisa ditarik benang merah dan bahkan menjadi bekal penting untuk perkembangan sains dan teknologi di masa mendatang," tutur Pitoyo.

Terkait pengerjaan proyek GGC yang dijalankannya sekarang, Pitoyo berkisah bahwa dirinya kerap mendapat pertanyaan tentang menfaat dari proyek besarnya tersebut terhadap kehidupan masyarakat luas. Pitoyo pun mencoba mengingatkan bahwa kehadiran dunia sains dan teknologi tidak hanya untuk menjawab kebutuhan dan tantangan hari ini, namun juga kebutuhan dan tantangan di masa akan datang.

Baca Juga: Wow, Ilmuwan Indonesia Siap ‘Hidupkan’ Robot Gundam Lewat AI

"Coba jangan anggap bahwa kami mau bikin robot, tapi gedung. Tantangannya bagaimana agar gedung setinggi 18 meter ini bisa bergerak. Untuk apa? Kita tidak akan pernah tahu. Misalnya saja nih, suatu saat manusia sudah bisa mengirimkan koloninya ke Mars dan harus tinggal di sebuah gedung. Lalu, ternyata penempatan gedung itu kurang tepat. Dengan temuan dari proyek ini mungkin kami bisa kasih solusi. Bukan orang-orangnya yang keluar, lalu gedungnya dibongkar, terus bangun lagi yang baru. Cukup pindahkan saja," tegas pria yang juga terobsesi dengan karakter Doraemon ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Taufan Sukma
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: